Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
AS Briefing 150 Diplomat Asing soal Temuan Balon Udara 'Pengintai' Milik China
8 Februari 2023 12:18 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Amerika Serikat mengadakan briefing dengan ratusan diplomat asing dari 40 negara di Washington dan Beijing, menyusul insiden balon udara ‘pengintai’ milik China yang memasuki wilayah udara AS pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Insiden balon udara itu mengakibatkan hubungan Washington-Beijing yang sudah tidak harmonis, menjadi semakin merenggang.
Informasi tersebut diungkap oleh seorang pejabat senior dan para diplomat AS pada Rabu (8/2), yang berbicara dengan syarat anonim.
Pihaknya mengatakan, Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman dua hari sebelumnya telah memberikan pengarahan kepada hampir 150 diplomat asing dari 50 kedutaan besar di Washington.
Sementara di Beijing, sambung mereka, Kedutaan Besar AS mengumpulkan para diplomat asing pada Senin (6/2) dan Selasa (7/2) untuk mempresentasikan hasil temuan Kementerian Pertahanan AS (Pentagon) mengenai balon udara misterius itu.
“Kami ingin memastikan bahwa kami berbagi sebanyak mungkin dengan negara-negara di seluruh dunia yang mungkin juga rentan terhadap operasi semacam ini,” ujar seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri AS.
“Kementerian Luar Negeri AS juga mengirimkan informasi mengenai insiden balon udara tersebut kepada misi-misi AS di seluruh dunia untuk dibagikan kepada para sekutu dan mitra,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, dalam sesi briefing di Beijing, para diplomat yang menghadiri diskusi itu mengatakan bahwa AS memberikan bukti informasi yang menunjukkan bahwa balon udara milik China yang memasuki wilayah udara AS bukanlah balon penelitian cuaca seperti yang dikatakan pemerintah Beijing.
Melainkan, sambung mereka, balon udara yang melintasi lokasi penyimpanan rudal milik militer AS di Negara Bagian Montana itu dijadikan sebagai instrumen pesawat mata-mata (spionase).
Mereka diberi tahu bahwa panel surya yang ditemukan di balon udara itu membutuhkan lebih banyak tenaga daripada sekadar balon penelitian cuaca untuk kepentingan sipil — jalur penerbangannya pun tidak sesuai dengan pola arah angin.
Para otoritas AS mengatakan, hasil temuan Pentagon menunjukkan bahwa balon udara tersebut bahkan dilengkapi dengan kemudi dan baling-baling.
ADVERTISEMENT
“Berdasarkan pengarahan AS, pemahaman kami sendiri tentang balon semacam itu dan fakta bahwa China sejauh ini menolak untuk menyebutkan nama perusahaan atau entitas yang memiliki balon ini, kami merasa sulit untuk mempercayai bahwa itu adalah balon cuaca [untuk tujuan] sipil,” kata seorang diplomat pertahanan Asia yang berbasis di Beijing.
Informasi yang diberikan Kementerian Luar Negeri AS serupa dengan apa yang telah disampaikan Pentagon kepada wartawan sejak akhir pekan lalu.
Pentagon kala itu menyatakan, balon udara itu merupakan bagian dari armada udara China yang juga telah melanggar kedaulatan negara lain.
Selain di AS, balon udara serupa dilaporkan beterbangan di wilayah udara salah satu negara Amerika Latin, Colombia. Namun, usai dipantau selama beberapa jam oleh angkatan udara di negara itu, balon tersebut meninggalkan wilayah udara Colombia.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya, balon udara misterius milik China itu ditembak jatuh oleh rudal yang dibawa jet tempur F-22 milik Angkatan Udara AS di North Carolina pada Sabtu (4/2) — seminggu sejak pertama kali memasuki wilayah udara AS.
Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri China berargumen bahwa balon udara itu adalah balon untuk penelitian meteorologi dan cuaca yang diterbangkan namun keluar jalur.
Pihaknya pun mengkritik AS yang secara berlebihan bereaksi terhadap keberadaan balon tersebut.