AS Cabut 500 Visa Mahasiswa Internasional, Sering Kali Alasannya Tak Jelas

14 April 2025 13:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Visa. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Visa. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perjalanan Kseniia Petrova dari laboratorium Harvard ke penjara imigrasi dimulai dengan kodok.
ADVERTISEMENT
Warga negara Rusia yang bekerja sebagai peneliti di Harvard Medical School ditangkap imigrasi perkara embrio katak tidak berbahaya yang dibawanya kembali ke AS dari Prancis pada Februari 2025 lalu. Bukannya didenda, visa pertukaran kunjungannya dicabut dan ditahan.
Pengacara Petrova, Greg Romanovsky, mengatakan hukuman kliennya tidak proporsional dengan situasi tersebut. Menurutnya, kesalahan pada formulir bea cukai tidak disengaja.
Namun, Kementerian Keamanan Dalam Negeri menyebut pihaknya menemukan pesan di ponselnya bahwa Petrova berencana menyelundupkan embrio kodok itu melalui bea cukai tanpa melaporkannya.
Menurut laporan CNN, ada lebih dari 525 mahasiswa hingga peneliti yang visanya dicabut tahun ini. Menlu AS Marco Rubio pada bulan lalu mengatakan, pihaknya telah mencabut lebih dari 300 visa yang sebagian besar merupakan visa pelajar.
ADVERTISEMENT
Pencabutan visa pelajar ini dimulai dari dari penangkapan Mahmoud Khalil yang aktif dalam demonstrasi mendukung Palestina. Peristiwa ini membuat status mahasiswa internasional yang sedang menempuh pendidikan di AS menjadi rentan.

Alasan pencabutan visa: pelanggaran minor, bahkan tanpa alasan

Aksi unjuk rasa bela Palestina oleh mahasiswa dan mahasiswi di Universitas Texas, Amerika, Rabu (24/4/2024). Foto: Nuri Vallbona/REUTERS
Kini, jumlah mahasiswa yang terancam dideportasi meningkat. Ancaman pencabutan visa dikarenakan pelanggaran yang relatif ringan atau bahkan tanpa alasan apa pun.
"Visa itu layaknya kunci untuk menjalankan mobil. Namun sangat berbeda jika menghentikan mobil di tengah jalan dan meminta penumpangnya untuk keluar," kata pengacara imigrasi, David Wilson kepada CNN, dikutip Senin (14/4).
Menurutnya, bukannya tidak mungkin visa pelajar dapat dicabut. Namun, memaksa mereka yang sudah berada di AS untuk keluar dari negara itu adalah sesuatu yang berbeda. Apalagi, meminta mereka pergi dari AS di tengah masa studi.
ADVERTISEMENT
Hal itu terlihat dari gugatan hukum yang diajukan peneliti pascasarajana asal China, Xiaotian Liu. Ia merupakan mahasiswa ilmu komputer yang menempuh pendidikan di AS sejak 2016. Ia meminta pengadilan mengeluarkan perintah penahanan sementara agar pemerintah tidak mengusirnya dari AS.
Visa F-1 Liu dicabut. Pengacaranya mengatakan, Kemlu AS memiliki hak untuk mencabut visa seseorang, tapi badan imigrasi tidak bisa memaksanya untuk keluar dari AS. Apalagi, Liu tidak diberikan penjelasan mengapa dia harus meninggalkan AS.
"Dia tidak melakukan kejahatan atau pelanggaran apa pun. Dia juga tidak melakukan kekerasan (atau bahkan berpartisipasi dalam aksi protes) di AS atau di mana pun," kata pengacara Liu.
Mahasiswa di Universitas Minnesota, Doğukan Günaydin, ditangkap imigrasi pada 27 Maret karena mengemudi dalam keadaan mabuk. Dalam berkas pengadilan, pengacara Günaydin mengatakan catatan daring menunjukkan bahwa pencabutan visanya tidak resmi hingga 7 jam setelah ditahan dalam perjalanan ke kelas.
ADVERTISEMENT
Mengemudi dalam keadaan mabuk memang salah satu dasar untuk mencabut visa, namun tidak pernah digunakan sebagai alasan untuk mengusir seseorang dari AS.
Pengadilan kini menjadi jalan terakhir mahasiswa yang visanya dicabut untuk mendapatkan jawaban alasan pemerintah AS mencabut visa mereka.

Universitas juga tak tahu visa mahasiswanya dicabut

Spanduk dan tanda terlihat di Royce Hall di dalam perkemahan yang didirikan oleh mahasiswa dan aktivis pro-Palestina saat mereka berdemonstrasi di kampus Universitas California, Los Angeles (UCLA) di Los Angeles, California (1/5/2024). Foto: ETIENNE LAURENT / AFP
Tak cuma mahasiswa dan keluarganya saja yang kebingungan. Universitas seperti Universitas Texas, Universitas Stanford hingga UCLA mengaku pemerintah tidak pernah memberi tahu secara langsung kepada mereka bahwa visa pelajar mahasiswanya dicabut.
Dalam banyak kasus, universitas baru mengetahui keputusan itu setelah mengecek data pemerintah dan menemukan pemerintah mencabut visa tanpa penjelasan yang spesifik.
"Pemberitahuan itu menunjukkan bahwa semua penghentian itu karena pelanggaran ketentuan program visa individu," kata Rektor UCLA Julio Frenk dalam pernyataan kepada mahasiswa dan fakultas.
ADVERTISEMENT
Banyak mahasiswa yang visanya dicabut tanpa tindakan lebih lanjut. Di antaranya telah ditahan dengan maksud agar pihak berwenang mendeportasi mereka.
"Tindakan sangat terbuka yang diambil ICE dan Kementerian Keamanan Dalam Negeri terhadap beberapa mahasiswa ini, yaitu mengeluarkan mereka dari rumah, biasanya tidak dilakukan kecuali ada masalah keamanan saat visa dicabut. Ancaman pencabutan visa yang cepat seperti ini sesuatu yang baru," kata Sarah Spreitzer dari America Council on Education.
Kurangnya kepastian tentang apa yang menyebabkan beberapa mahasiswa kehilangan hak mereka untuk belajar di AS membuat komunitas mahasiswa internasional merinding.
"Saya rasa saya ingin berbicara atas nama semua orang di sini. Kami merasa cemas," kata seorang mahasiswa baru dengan visa pelajar yang terdaftar di salah satu universitas ternama di Philadelphia. Dia tidak mau identitasnya disebut.
ADVERTISEMENT
"Kami merasa cemas karena kami tidak tahu apa yang akan terjadi. Orang-orang bisa menjadi sasaran tanpa ada hubungannya dengan sesuatu," ujarnya.