AS Catat Kematian Manusia Pertama Akibat Flu Burung

7 Januari 2025 11:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bebek terlihat di dalam peternakan unggas di Castelnau-Tursan, Prancis, 24 Januari 2023. Foto: Stephane Mahe/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Bebek terlihat di dalam peternakan unggas di Castelnau-Tursan, Prancis, 24 Januari 2023. Foto: Stephane Mahe/REUTERS
ADVERTISEMENT
Otoritas kesehatan Lousiana di Amerika Serikat pada Senin (6/1) melaporkan kasus kematian manusia pertama akibat flu burung di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, pihak berwenang di AS mengumumkan pasien tersebut memiliki kondisi penyakit penyerta. Mereka kemudian mengatakan, risiko umum terhadap masyarakat tetap “rendah”.
Pasien flu burung yang usianya di atas 65 tahun itu dirawat di rumah sakit di negara bagian bagian selatan itu sejak pertengahan Desember 2024, ketika Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengumumkan sebagai kasus infeksi serius pertama pada manusia akibat virus H5N1.
“Meski risiko kesehatan masyarakat saat ini bagi masyarakat umum tetap rendah, orang-orang yang bekerja dengan burung, unggas atau sapi, atau memiliki paparan terhadap mereka memiliki risiko yang tinggi,” kata Departemen Kesehatan Louisiana saat mengumumkan kasus kematian pasien.
Disebutkan bahwa pasien “tertular H5N1 setelah terpapar kombinasi kawanan unggas nonkomersial dan burung liar”.
ADVERTISEMENT
Tapi, tidak mendeteksi adanya infeksi virus H5N1 lanjut atau bukti penularan dari orang ke orang di negara bagian itu.
Berita ini muncul beberapa hari setelah pemerintah federal memberikan tambahan dana sebesar USD 306 juta untuk mendukung program pengawasan dan penelitian virus H5N1, meski pemerintahan Presiden Joe Biden dikritik atas tanggapannya terhadap kasus ini.
Jumlah flu burung yang beredar di antara hewan dan manusia membuat para ilmuwan khawatir. Sebab, ada kekhawatiran virus itu dapat bermutasi menjadi bentuk yang lebih mudah menular, yang berpotensi memicu pandemi yang mematikan.
Sejak awal tahun 2024, CDC mencatat ada 66 kasus flu burung yang menjangkit manusia di AS.
“Kami memiliki banyak data yang menunjukkan bahwa virus ini dapat mematikan, lebih mematikan dari virus-virus yang kami khawatirkan,” kata profesor epidemiologi di Brown University, Jennifer Nuzzo.
ADVERTISEMENT
“Atas alasan itu, masyarakat menjadi sangat khawatir tentang wabah yang telah terjadi di peternakan dan tempat-tempat lain di AS, dan benar-benar mendesak agar pemerintah AS dapat berbuat lebih banyak,” katanya.