AS, Inggris, dan Prancis Minta Indonesia Tekan Suriah

19 April 2018 14:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dubes AS dan Inggris di Kementrian Luar Negeri (Foto: Reki Febrian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Dubes AS dan Inggris di Kementrian Luar Negeri (Foto: Reki Febrian/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tiga Duta Besar dari negara koalisi yang menyerang Suriah, yaitu Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, menyambangi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Pertemuan ditujukan untuk meminta dukungan RI dalam misi mereka di Suriah.
ADVERTISEMENT
Menurut Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, serangan rudal negaranya bersama Prancis dan AS tujuannya jelas, membasmi gudang pembuatan senjata kimia yang digunakan Suriah.
Moazzam memandang tindakan yang dilakukan negara perlu didukung Indonesia. Sebab, RI adalah bagian konvensi Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).
Serangan di Damaskus, Suriah (Foto: Lt. j.g. Matthew Daniels/U.S. Navy via AP)
zoom-in-whitePerbesar
Serangan di Damaskus, Suriah (Foto: Lt. j.g. Matthew Daniels/U.S. Navy via AP)
"Kami ingin agar kalian ikut bersama kami warga dan negara di seluruh dunia untuk menekan Suriah dan sekutunya Rusia agar mereka memberi akses bagi tim pencari fakta OPCW masuk ke Douma," sebut Moazzam seperti di kantor Kemlu, Kamis (19/4).
"Kami juga mengundang Indonesia bekerja bersama dengan kami, untuk mendesak negara-negara di dunia termasuk Suriah dan Rusia untuk menegakkan konvensi (OPCW)," sambung dia.
Ketika disinggung apakah serangan rudal punya maksud tersembunyi untuk menyingkirkan Presiden Bashar Al-Assad, Moazzam membantahnya. Serangan tersebut murni tujuannya untuk menghancurkan senjata kimia.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak bertujuan untuk mengganti rezim yang berkuasa, solusi krisis Suriah adalah proses politik yang harus melibatkan semua pihak," tuturnya.
Hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri masih bungkam terkait ajakan negara-negara koalisi untuk bergabung bersama mereka menekan Pemerintah Suriah.