AS Janji 'Insiden Jenderal Gatot' Tak Akan Terulang di Masa Depan

25 Oktober 2017 14:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
zoom-in-whitePerbesar
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (Foto: Antara/Wahyu Putro A)
Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia mengakui tak bisanya Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo masuk ke Negeri Paman Sam akibat kesalahan administratif.
ADVERTISEMENT
Mereka pun berjanji mereka tidak akan mengulang kesalahan tersebut di masa depan. Langkah pencegahan pun akan dilakukan.
"Kami telah mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali. Tidak ada larangan terbang untuk Panglima TNI dan istri, dan kami dengan senang hati menyambut mereka di Amerika Serikat," sebut keterangan resmi Kedutaan Besar AS kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (25/10).
Berikut keterangan lengkap Kedubes AS:
Pada hari Sabtu, 21 Oktober, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo beserta istri mengalami penundaan saat akan naik pesawat menuju Amerika Serikat karena kesalahan administratif. Kesalahan tersebut secara cepat diluruskan. Kami telah mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali. Tidak ada larangan terbang untuk Panglima TNI dan istri, dan kami dengan senang hati menyambut mereka di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Kami tetap menjaga komitmen Kemitraan Strategis kami dengan Indonesia, sebagai cara untuk memberikan keamanan dan kemakmuran bagi bangsa di kedua negara. Kami menyesalkan ketidaknyamanan yang ditimbulkan, dan kami telah menyampaikannya kepada Pemerintah Indonesia.
Pemerintah Amerika Serikat berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap orang yang akan melakukan perjalanan ke Amerika Serikat diteliti dan diperiksa secara saksama demi menjaga tanggung jawab kami terhadap keamanan nasional AS. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas bantuannya dalam menyelesaikan hal ini.
Gatot rencananya akan berada di AS pada 23-24 Oktober memenuhi undangan Panglima Angkatan Bersenjata AS Jenderal Joseph F Dunford untuk menghadiri konferensi tentang kejahatan ekstremisme.
Namun, sebelum check-in, Gatot dan istrinya ternyata tidak bisa berangkat.
ADVERTISEMENT
Merespons peristiwa tersebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi langsung memanggil Wakil Dubes AS untuk Indonesia Erin Elizabeth McKee untuk meminta penjelasan.
Saat bertemu Retno, McKee meminta maaf atas kesalahan dan ketidaknyamanan yang timbul karena kejadian gagal berangkatnya Jenderal Gatot.
"Sama sekali tidak ada masalah bagi Jenderal Gatot untuk bepergian ke AS. Kami menyambutnya, dan kedutaan bekerja sangat keras untuk memahami apa yang terjadi," ujarnya McKee.
Juru Bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Dave Lapan menyebut, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta telah memberi tahu Gatot bahwa penerbangannya ke Negeri Paman Sam mengalami penundaan. Hal ini karena protokol keamanan belum selesai diterbitkan.
"Bea Cukai dan Badan Perlindungan Perbatasan, serta Departemen Luar Negeri belum bisa menyelesaikan persoalan (penerbitan protokol keamanan) sebelum pesawat (yang rencananya membawa Gatot ke AS) lepas landas," sebut Lapan seperti dikutip dari CNN, Selasa (24/10).
ADVERTISEMENT
"Persoalaan keberangkatan sudah langsung diselesaikan dengan cepat melalui koordinasi antara kantor yang bersangkutan, Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (US Customs and Border Protection), Kedutaan AS di Jakarta, dan beberapa mitra di Pemerintahan AS, penumpang sudah dipesankan penerbangan lain dan telah diizinkan untuk bepergian. Tetapi, beliau memilih untuk tidak pergi," sambung dia.