news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

AS Kembali Berikan Bantuan Militer dan Informasi Intelijen ke Ukraina

12 Maret 2025 12:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio. Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio. Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat (AS) sepakat kembali memberikan bantuan militer dan membagi informasi intelijen ke Ukraina, Selasa (11/3). Keputusan itu diambil usai Ukraina mendukung proposal gencatan senjata 30 hari dengan Rusia yang diusulkan AS.
ADVERTISEMENT
AS menangguhkan bantuan ke Ukraina setelah pertemuan Presiden Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih beberapa waktu lalu. Pertemuan itu berlangsung dengan debat panas berujung diusirnya Zelensky.
Sementara itu, kesepakatan terbaru ini dicapai setelah perundingan 8 jam antara pejabat AS dan Ukraina yang digelar di Jeddah pada awal pekan ini. Setelah mencapai kesepakatan Menlu AS Macro Rubio mengatakan, bola untuk menghentikan perang kini ada di Rusia.
“Harapan kami adalah Rusia akan menjawab ya secepat mungkin, sehingga kami bisa masuk ke fase kedua, yaitu negosiasi yang sesungguhnya,” kata Rubio usai pertemuan dengan delegasi Ukraina seperti dikutip dari Reuters.
"Setiap hari yang berlalu, perang ini terus berlanjut, orang-orang tewas, orang-orang dibom, orang-orang terluka di kedua sisi konflik ini," sambung Rubio.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbincang dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat melakukan pertemuan kenegaraan di Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (28/2/2025). Foto: Saul Loeb/AFP
Rusia sampai saat ini belum menanggapi proposal gencatan senjata yang disampaikan oleh AS. Akan tetapi Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, ia terbuka untuk membahas kesepakatan damai.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, sejumlah diplomat Rusia berulang kali menolak pembahasan gencatan senjata. Mereka kini mengupayakan adanya kesepakatan yang dapat melindungi kepentingan keamanan Rusia dalam jangka panjang.
Adapun Presiden Volodymyr Zelensky memuji proposal gencatan senjata sebagai sesuatu yang positif.