AS Kirim Roket Canggih, Minta Ukraina Tak Gunakan untuk Serang Wilayah Rusia

1 Juni 2022 16:22 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Personel militer AS berdiri di dekat Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS) di Pameran Pertahanan Dunia pertama Arab Saudi, di utara ibu kota Riyadh, pada Minggu (6/3/2022).
 Foto: Fayez Nureldine/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Personel militer AS berdiri di dekat Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS) di Pameran Pertahanan Dunia pertama Arab Saudi, di utara ibu kota Riyadh, pada Minggu (6/3/2022). Foto: Fayez Nureldine/AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengkonfirmasi pada Selasa (31/5), Washington akan mengirimkan sistem roket yang lebih canggih ke Ukraina.
ADVERTISEMENT
"Kami akan memberi Ukraina sistem roket dan amunisi yang lebih canggih untuk menyerang sasaran utama di medan perang di Ukraina dengan lebih tepat," jelas Biden, dikutip dari AFP, Rabu (1/6).
Pejabat AS yang merahasiakan namanya mengungkap jenis senjata tersebut. Dia mengatakan, AS akan mengerahkan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS).
Mendapati kekalahan dalam persenjataan, Ukraina telah mendesak pengerahan bantuan. Pengumuman teranyar itu lantas memperjelas uluran tangan dari AS.
Namun, langkah tersebut membantu AS agar tidak terlihat sebagai pihak yang berperan langsung dalam perang. Atas hal itu, amunisi rudal itu pun tidak akan menyertakan versi yang mencapai jarak 300 km.
AS berupaya menghindari kemungkinan persenjataannya digunakan untuk menyerang Rusia. Ukraina lantas akan mendapatkan versi yang memanjang sekitar 80 km. Alhasil, pasukan Ukraina akan bisa menyerang militer Rusia dari jarak yang relatif aman.
ADVERTISEMENT
"Sistem ini akan digunakan oleh Ukraina untuk menangkis pergerakan militer Rusia di wilayah Ukraina, tetapi senjata ini tidak akan digunakan untuk melawan Rusia," tegas pejabat tersebut.
"Ukraina telah memberikan jaminan bahwa mereka tidak akan menggunakan sistem ini terhadap wilayah Rusia," lanjutnya.
Kondisi gedung sekolah yang terkena serangan di desa Bilohorivka, Luhansk, Ukraina timur, pada Minggu (8/5/2022). Foto: State Emergency Services of Ukraine/Handout via REUTERS
HIMARS memiliki amunisi berpemandu presisi. Rudal itu juga mempunyai jangkauan melebihi senjata mana pun yang kini digunakan oleh pasukan Ukraina.
Peluncur roket multiple itu lantas memperkuat persenjataan Ukraina dalam momen penting. Kini, pasukan Rusia masih meluncurkan serangan bertubi terhadap Severodonetsk. Kota itu merupakan kunci utama untuk menguasai wilayah timur Ukraina.
"[HIMARS] akan memungkinkan Ukraina untuk lebih tepat menyerang sasaran di medan perang dari jarak yang lebih jauh di dalam Ukraina dan untuk membantu mereka mengusir Rusia," jelas pejabat tersebut.
ADVERTISEMENT
Rudal itu adalah bagian dari paket bantuan senilai USD 700 juta (Rp 1 triliun) untuk Ukraina. Pada Rabu (1/6), AS mengucurkan berbagai bantuan militer tambahan, termasuk radar pengawasan udara.
Pihaknya turut memberikan roket anti-tank jarak pendek Javelin, amunisi artileri, helikopter, kendaraan militer lain, dan suku cadang.
Sejak awal invasi, Biden telah mengucurkan USD 4,5 miliar (setara Rp 65 triliun) untuk militer Ukraina. Pejabat AS menjelaskan, pihaknya ingin menyokong posisi Ukraina di meja negosiasi damai.
Negeri Paman Sam turut mengaku tidak ingin memperpanjang perang. Kendati demikian, AS meyakini Rusia harus membayar kerugian besar atas tindakannya. Langkah itu dinilai sebagai ancaman terhadap calon agresor lain pula.
"Kami tidak akan menekan pemerintah Ukraina secara pribadi atau di depan umum untuk membuat konsesi teritorial," pungkas pejabat itu.
ADVERTISEMENT