AS Langsung Tegaskan Hubungan Kuat dengan Vietnam usai Putin Kunjungi Hanoi

21 Juni 2024 11:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Vietnam To Lam (kanan) bersalaman di Istana Kepresidenan di Hanoi, Vietnam, Kamis (20/6/2024). Foto: Nhac Nguyen/POOL/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Vietnam To Lam (kanan) bersalaman di Istana Kepresidenan di Hanoi, Vietnam, Kamis (20/6/2024). Foto: Nhac Nguyen/POOL/AFP
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat menanggapi lawatan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Vietnam pada Kamis (20/6) dengan mengatakan akan tetap fokus memperdalam hubungan dengan Hanoi. Hal itu merupakan upaya kuat AS untuk melawan persaingan dengan China.
ADVERTISEMENT
Sehari setelah menandatangani perjanjian pertahanan bersama Korea Utara, Putin menerima penghormatan 21 senjata pada upacara militer di Vietnam. Dalam kesempatan itu, dirinya mengatakan ingin membangun arsitektur keamanan yang dapat diandalkan di wilayah tersebut.
Beberapa jam kemudian, Washington mengumumkan diplomat utamanya untuk Asia Timur, Daniel Kritenbrink, akan mengunjungi Vietnam pada Jumat dan Sabtu (21-22 Juni). Lawatan itu ditujukan untuk menekankan komitmen kerja sama Washington dengan Hanoi guna memastikan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Kunjungan Putin ke dua negara di Asia dipandang sebagai pembangkangan terhadap negara-negara Barat. Kedatangan Putin di Vietnam mendapat kecaman tajam dari Washington. Mereka mengatakan pemimpin Rusia itu tak perlu diberikan kesempatan untuk membela diri atas perang di Ukraina.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby. Foto: Mandel Ngan/AFP
Merespons sikap Putin, Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan AS berharap Vietnam akan tetap mematuhi prinsip-prinsip PBB mengenai penghormatan terhadap integritas teritorial. Kirby juga menekankan peningkatan hubungan AS dengan Vietnam pada 2023.
ADVERTISEMENT
“Kami akan tetap fokus untuk terus memperdalam, memperluas, dan meningkatkan hubungan demi keuntungan bersama bagi satu sama lain dan bagi kawasan,” tuturnya seperti dikutip dari Reuters.
AS kini menjadi pasar ekspor utama Vietnam. Kementerian Luar Negeri Amerika mengumumkan akan menegaskan kembali dukungan AS terhadap Vietnam.
“Kami akan menegaskan dukungan yang kuat, mandiri, berketahanan dan sejahtera ke Vietnam, dan menggarisbawahi komitmen kuat AS dalam melaksanakan Kemitraan Strategis Komprehensif AS-Vietnam,” kata kementerian.
Rusia dan Vietnam menandatangani perjanjian mengenai berbagai isu, termasuk energi. Moskow mulai fokus mengincar Asia setelah Barat menjatuhkan sanksi terhadap negaranya atas konflik Ukraina.
Meskipun AS terlihat khawatir saat Vietnam akan menyambut Putin, beberapa analis percaya bahwa Hanoi mungkin telah memperhitungkan hal ini tidak akan menimbulkan dampak material. Hal itu mengingat Washington bergantung kuat pada Vietnam untuk melawan China di kawasan Indo-Pasifik.
Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Presiden Vietnam Vo Van Thuong di Istana Kepresidenan di Hanoi, Vietnam, Senin (11/9/2023). Foto: Evelyn Hockstein/Reuters
Namun, Hanoi sedang menunggu keputusan AS mengenai pengangkatan Vietnam ke status ekonomi pasar yang akan rilis pada 26 Juli mendatang. Pakar Vietnam dan Asia di Pusat Kajian Keamanan Asia-Pasifik Daniel K. Inouye di Hawaii, Alexander Vuving, mengatakan bahwa kedatangan Putin ke Vietnam ini akan mempengaruhi hasil keputusan AS.
ADVERTISEMENT
“Saya pikir kunjungan Putin akan membuat Vietnam kurang dipercaya di mata AS, dan mungkin berdampak negatif terhadap keputusan AS,” kata Vuxing, seperti dikutip Reuters.