Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump meminta tentara Rusia angkat kaki dari Venezuela.
ADVERTISEMENT
"Rusia harus pergi," sebut Trump saat bertemu istri Presiden tandingan Venezuela Juan Guaido, Fabianana Rosales, di Washington, Kamis (28/3).
Guaido merupakan presiden yang diakui oleh Trump dan 50 negara lainnya. Pengakuan itu disampaikan sebagai salah satu cara melengserkan Presiden Venezuela saat ini Nicolas Maduro.
Saat bertemu Rosales, Trump kembali menegaskan semua opsi untuk menggulingkan Maduro, "sudah ada di atas meja". Namun, politikus Partai Republik tersebut menegaskan, AS tak akan menggunakan opsi militer.
"Mereka (Venezuela) saat ini mendapat banyak tekanan. Mereka tak punya uang, minyak mentah, tidak punya apa-apa lagi. Sekali lagi saya katakan mereka banyak tekanan, mereka tak punya listrik," ucap Trump.
Menanggapi permintaan Trump, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pemerintahnya tak akan menuruti hal tersebut.
Bukan hanya itu, Zakharova balik bertanya kepada Trump, kenapa sampai saat ini tentara AS masih berada di Suriah. Padahal di negara itu ada tentara Rusia yang sudah menjadi sekutu militer Suriah yang dikomandani Presiden Bashar Al-Assad.
ADVERTISEMENT
"Dia (Trump) mengatakan akan menarik tentara dari Suriah sebulan lalu. Sebelum memutuskan nasib negara lain, lebih baik penuhi janji yang telah diucapkan ke komunitas internasional," sebut dia.
Tentara Rusia tiba di Venezuela pada pekan lalu. Kedatangan tersebut diduga untuk membantu memperkuat kekuasaan Maduro di Venezuela yang coba diguncang Barat.
Meski demikian, menurut pernyataan resmi pemerintah Venezuela, kedatangan pasukan Rusia adalah bagian dari kerja sama militer antara kedua negara.