AS Punya Bukti Korut Kirim Pasukan Bantu Rusia di Perang Ukraina

24 Oktober 2024 15:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rudal ditampilkan selama parade militer untuk memperingati 75 tahun berdirinya tentara Korea Utara, di Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang, Korea Utara, Rabu (8/2/2023). Foto: KCNA via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Rudal ditampilkan selama parade militer untuk memperingati 75 tahun berdirinya tentara Korea Utara, di Lapangan Kim Il Sung di Pyongyang, Korea Utara, Rabu (8/2/2023). Foto: KCNA via REUTERS
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat menyatakan untuk pertama kalinya melihat bukti bahwa Korea Utara telah mengirim sekitar 3.000 tentara ke Rusia, diduga untuk mendukung perang di Ukraina.
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, menegaskan bahwa jika Korea Utara benar-benar mendukung Rusia di medan perang Ukraina, hal ini akan menjadi langkah serius.
“Ada bukti bahwa pasukan DPRK (Korea Utara) berada di Rusia,” ujarnya, dalam pernyataannya di Roma pada Rabu (23/10), seperti dikutip dari Reuters.
Juru bicara Gedung Putih, John Kirby, menambahkan bahwa tentara Korut dilaporkan sedang menjalani pelatihan di tiga pangkalan militer di Rusia timur, setelah tiba di Vladivostok pada awal hingga pertengahan Oktober.
Menurut Kirby, jika mereka dikerahkan melawan Ukraina, “mereka adalah target sah” bagi Ukraina.
Tentara AS mengambil bagian dalam latihan militer bersama Freedom Shield antara Korea Selatan dan AS di Pocheon, Korea Selatan, Minggu (19/3/2023). Foto: Jung Yeon-je / AFP
Di Korea Selatan, anggota parlemen mengungkap bahwa intelijen nasional mendeteksi tanda-tanda pengerahan 10 ribu tentara Korea Utara, yang diperkirakan rampung pada Desember.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Kremlin dan Pyongyang membantah keterlibatan militer Korea Utara, menyebutnya sebagai “berita palsu” dan “rumor tak berdasar”.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, turut menuduh Korea Utara mempersiapkan pengiriman ribuan tentara ke Rusia. Ia menyerukan sekutu-sekutu Ukraina untuk merespons ancaman tersebut.
Keterlibatan pasukan Korut dianggap sebagai bukti bahwa militer Rusia tengah menghadapi krisis personel. NATO pun berkonsultasi mengenai langkah-langkah terkait kemungkinan pengerahan ini.
Ketua komite intelijen DPR AS, Mike Turner, meminta Presiden AS Joe Biden untuk mengizinkan Kiev menanggapi serangan Korut dan Rusia dengan senjata yang dipasok AS.
“Jika pasukan Korea Utara menyerbu wilayah kedaulatan Ukraina, Amerika Serikat perlu mempertimbangkan secara serius untuk mengambil tindakan militer langsung terhadap pasukan Korea Utara,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT

Presiden Korsel dan Polandia Kutuk Pengiriman Pasukan Korut ke Rusia

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menggelar konferensi pers bersama Presiden Korea Selatan Yoon Suk-youl selama pertemuan bilateral di People's House di Seoul, Korea Selatan. Foto: Jonathan Ernst/REUTERS
Merespons rumor tersebut, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol dan Presiden Polandia Andrzej Duda mengutuk sikap Korut yang dianggap sebagai ancaman keamanan global.
Mengutip Reuters, kedua pemimpin mengadakan pertemuan puncak dan sepakat untuk mendorong penyelesaian kontrak baru untuk mengekspor tank K-2 Korea Selatan ke Polandia pada akhir tahun 2024.
"Kami sepakat bahwa pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia merupakan pelanggaran langsung terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB dan Piagam PBB dan merupakan provokasi yang melampaui Semenanjung Korea dan Eropa untuk mengancam keamanan global," kata Yoon.
Presiden Polandia Andrzej Duda dan Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengunjungi kota Dmytrivka di Kiev, Ukraina, Rabu (13/4/2022). Foto: Jakub Szymczuk/Polish Presidency/Handout via REUTERS
Ia menambahkan, pemerintah Korea Selatan dan Polandia akan secara aktif memberikan dukungan untuk menyegel kesepakatan sebelum akhir tahun.
Korea Selatan dan Polandia juga akan membentuk forum baru untuk dialog pertahanan dan bekerja sama erat dalam masalah keamanan yang memengaruhi kedua negara.
ADVERTISEMENT
Korea Selatan, eksportir senjata utama yang sedang berkembang, telah menandatangani perjanjian kerangka kerja senilai sekitar USD 22 miliar pada 2022 untuk mengekspor howitzer mekanis, tank, dan jet tempur. Kini Polandia meningkatkan pengeluaran militer sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina.