AS Tuding Rusia Punya Senjata Nuklir di Ruang Angkasa, Dibantah Kremlin

15 Februari 2024 17:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat pembom strategis Tu-95MS Rusia selama latihan yang diadakan oleh pasukan nuklir strategis negara itu di lokasi yang tidak diketahui, Rabu (26/10/2022). Foto: Kementerian Pertahanan Rusia/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat pembom strategis Tu-95MS Rusia selama latihan yang diadakan oleh pasukan nuklir strategis negara itu di lokasi yang tidak diketahui, Rabu (26/10/2022). Foto: Kementerian Pertahanan Rusia/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Ketua Komite Intelijen DPR Amerika Serikat dari Partai Republik Mike Turner baru-baru ini menggemparkan parlemen, usai mengumumkan adanya upaya Rusia mengembangkan senjata nuklir canggih berbasis di luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Pengumuman sekaligus peringatan itu disampaikan Turner pada Rabu (14/2) saat berbicara saat rapat DPR AS. Beberapa sumber intelijen di DPR AS kemudian menambahkan, senjata nuklir yang dimaksud itu berkaitan dengan satelit di luar angkasa.
"Saya meminta agar Presiden Joe Biden mendeklasifikasi semua informasi yang berkaitan dengan ancaman ini sehingga Kongres, pemerintah, dan sekutu kami dapat secara terbuka mendiskusikan tindakan yang diperlukan untuk menanggapi ancaman ini," kata Turner tanpa memberi rincian lebih lanjut, seperti dikutip dari Reuters.
Ilustrasi senjata nuklir Rusia. Foto: rawf8/Shutterstock
Salah seorang sumber mengatakan, upaya pengembangan senjata ini serius — tetapi kapasitasnya tidak aktif. Sehingga, tidak menimbulkan ancaman nasional yang serius dan tidak perlu panik.
"Kemampuan baru tersebut, yang terkait dengan upaya Rusia untuk mengembangkan senjata berbasis ruang angkasa, tidak menimbulkan ancaman mendesak bagi Amerika Serikat," kata sumber yang bicara secara anonim.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Washington telah membagi informasi intelijen ini kepada pihak-pihak sekutunya sebagai bentuk antisipasi. "AS telah memberi tahu Kongres dan sekutu-sekutunya di Eropa tentang informasi intelijen baru terkait kemampuan nuklir Rusia yang dapat menjadi ancaman internasional," demikian menurut sumber lain.

Dibantah Rusia

Menanggapi laporan intelijen AS, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov enggan memberikan komentar lebih lanjut secara substantif selama rincian berikutnya diumumkan oleh Gedung Putih.
Namun, yang Peskov tegaskan adalah laporan soal kemampuan nuklir Rusia yang digambarkan Washington tak lain adalah tipu muslihat AS supaya membuat parlemen ketakutan dan menyetujui lebih banyak kucuran dana untuk Ukraina dalam melawan Rusia.
"Jelas bahwa Gedung Putih berusaha, dengan cara apa pun, untuk mendorong Kongres untuk memberikan suara pada RUU untuk mengalokasikan uang, ini jelas," kata Peskov, seperti dikutip dari TASS.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Foto: SHAMIL ZHUMATOV/POOL/AFP
"Kita lihat saja trik apa yang akan digunakan Gedung Putih," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Terpisah, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov memiliki respons serupa dengan Peskov dalam menanggapi klaim AS. Ryabkov menyebut laporan itu adalah 'rekayasa berbahaya'.
Menurut laporan AFP, Rusia dan AS adalah dua negara berkekuatan nuklir terbesar di dunia. Di dalam gudang senjata mereka, tersimpan sekitar 90 persen senjata nuklir dunia. Kedua negara rival ini sama-sama memiliki satelit militer canggih yang mengitari orbit bumi.