AS Tuduh Tentara Iran atas Rencana Pembunuhan Mantan Pejabat Keamanan

11 Agustus 2022 10:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton. Foto: Jonathan Drake / Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Mantan penasihat keamanan nasional AS John Bolton. Foto: Jonathan Drake / Reuters
ADVERTISEMENT
Amerika Serikat (AS) menuduh seorang anggota Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran atas dugaan merencanakan pembunuhan mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton, pada Rabu (10/8).
ADVERTISEMENT
Kementerian Kehakiman AS menuding Shahram Poursafi yang juga dikenal sebagai Mehdi Rezayi. Dia dapat menghadapi hukuman 10 tahun penjara karena menggunakan fasilitas perdagangan antarnegara bagian dalam rencana percobaan pembunuhan.
Pria berusia 45 tahun itu turut mengadang hukuman tambahan 15 tahun penjara karena menyediakan dukungan material bagi pembunuh bayaran.
Hingga kini, Iran tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan AS. Poursafi juga masih menjadi buron. FBI merilis poster pencariannya pada Rabu (10/8).
Suasana saat masyarakat Iran menyambut jenazah Qassem Soleimani. Foto: Official Khamenei website/Handout via REUTERS
Motif tersangka kemungkinan adalah pembalasan dendam atas kematian seorang komandan IRGC, Qassem Soleimani. Dia tewas dalam serangan pesawat nirawak (drone) AS pada Januari 2020.
Washington menjelaskan, Poursafi juga menyasar seorang pejabat lainnya. Mantan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, adalah target kedua Poursafi.
ADVERTISEMENT
Menilik ancaman dari Iran, para pejabat negara itu kini mengambil keamanan ekstra. Politikus yang sudah lengser turut mengambil pencegahan serupa.
"Saya pikir cukup tepat untuk mengatakan bahwa banyak orang Amerika lainnya menjadi target rezim ini," ujar Bolton, dikutip dari Reuters, Kamis (11/8).
"Ini memberi tahu Anda seperti apa rezim itu. Ini memberi tahu Anda tentang karakternya," lanjut dia.
Pasukan Garda Revolusi Iran. Foto: AFP/STR
Dokumen pengadilan menerangkan, Poursafi meminta seorang warga negara AS untuk memotret Bolton. Dia mengaku membutuhkan foto-foto tersebut untuk bukunya yang akan dipublikasikan.
Warga itu kemudian memperkenalkannya kepada seorang informan rahasia pemerintah. Selang sebulan, Poursafi menghubungi dia.
ADVERTISEMENT
Poursafi mengatakan, dia tidak akan mempermasalahkan metode pembunuhan. Tetapi, pihaknya memerlukan rekaman bukti. Menanggapi tuduhan-tuduhan tersebut, Iran segera mengecam AS.
"Iran sangat memperingatkan terhadap tindakan apa pun terhadap warga Iran dengan dalih tuduhan konyol dan tidak berdasar ini," tegas Juru Bicara Kemlu Iran, Nasser Kanaani.