AS Umumkan Sanksi Baru, Iran Murka

26 Februari 2025 14:25 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demonstran mengibarkan bendera Iran menggunakan mobil saat mereka berada di kawasan Kedutaan Besar Inggris di Teheran, Minggu (14/4/2024). Foto: ATTA KENARE / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Demonstran mengibarkan bendera Iran menggunakan mobil saat mereka berada di kawasan Kedutaan Besar Inggris di Teheran, Minggu (14/4/2024). Foto: ATTA KENARE / AFP
ADVERTISEMENT
Iran mengecam sanksi baru dari Amerika Serikat (AS). Mereka menyebut, tindakan itu sebagai sinyal permusuhan.
ADVERTISEMENT
Kecaman itu disampaikan setelah Washington memasukkan lebih dari 30 orang dan kapal-kapal yang terkait dengan perdagangan minyak Iran ke dalam daftar hitam.
Dikutip dari AFP, Washington mengumumkan pemberlakukan sanksi itu pada Senin (24/2), menargetkan kepala perusahaan minyak nasional dan lainnya yang dituduh menjadi perantara penjualan minyak.
Ini merupakan gelombang sanksi kedua yang diterapkan AS kurang dari satu bulan sejak Presiden Donald Trump memberlakukan kembali kebijakan tekanan maksimum terhadap Tehran.
"Sanksi tersebut merupakan sinyal permusuhan yang jelas dari penyusun kebijakan Amerika terhadap kesejahteraan, pembangunan, dan kebahagiaan warga Iran," kata juru bicara Menteri Luar Negeri, Esmaeil Baqaei, Rabu (26/2).
Dalam pernyataannya, ia menyebut tindakan tersebut sebagai tindakan yang salah, tidak dapat dibenarkan, dan tidak sah yang melanggar hak asasi warga Iran. Ia pun mendesak Washington bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Sejumlah warga Iran membakar bendera Amerika Serikat dalam peringatan Hari Revolusi Islam di Iran. Foto: Kantor Berita Meghdad Madadi/Tasnim/melalui REUTERS
Sejak kembali menjabat sebagai presiden pada Januari, Trump menginginkan dialog dengan Iran, mengatakan ingin Iran menjadi negara yang hebat dan sukses.
Adapun pada Senin (24/2) Menlu Iran Abbas Araghchi menepis anggapan negosiasi langsung negaranya dengan AS terkait nuklir, diselimuti ancaman dan sanksi.
Di periode pertama pertama pemerintahan Trump, Washington menarik diri dari kesepakatan penting tahun 2015 yang memberlakukan pembatasan terhadap program nuklir Iran sebagai imbalan atas keringanan sanksi.
Setelah pemerintahan Trump memberlakukan kembali sanksi pada 2018, Teheran secara bertahap mencabut komitmen nuklirnya.
Iran menggelar dialog terkait nuklir pada Senin dengan Inggris, Prancis, dan Jerman setelah keterlibatan baru pada November 2024.
Wakil Menteri Luar Negeri Iran Kazem Gharibabadi mengatakan pembicaraan lanjutan dengan pemimpin Eropa akan dilakukan dalam 3 minggu ke depan.
ADVERTISEMENT