Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
Asa Sahrul Kais Rezeki Jelang Lebaran: Jadi Ojol Hingga Jualan Ketupat
29 Maret 2025 12:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Sahrul (28) dalam kesehariannya merupakan sopir ojek online. Namun di momen menjelang Lebaran, ia banting setir menjadi penjual daun ketupat.
ADVERTISEMENT
Bersama sang ayah, Sahrul tampak cekatan menyusun 10 daun ketupat menjadi satu ikat, lalu menyerahkannya kepada pembeli. Satu ikatnya dihargai Rp 10 ribu.
Mereka menjual ratusan daun ketupat di pinggir jalan sekitar Pasar Timbul, Jagakarsa, Jaksel, Sabtu (29/3) pagi. Hari ini merupakan hari kedua dari target 3 hari mereka berdagang jelang Lebaran.
Sahrul menjual seikat anyaman daun kelapa muda itu seharga Rp 15 ribu. Tapi kalau emak-emak yang menawarnya, harganya bisa menjadi lebih murah.
Ia membuat sendiri semua ketupat di sana berkat ilmu yang diajarkan sang ayah.
Mereka memilih berdagang ketupat karena 2 hal, tak pulang kampung alias orang Betawi asli dan melihat peluang bisnis di menit-menit akhir ramadan.
"Modal Rp 500 ribu. Bisa jadi 2.500 ketupat. Untungnya enggak banyak, tapi lumayan buat baju lebaran," tutur Sahrul.
ADVERTISEMENT
Keduanya berencana untuk berdagang sampai hari terakhir puasa.
Ketupat dan Daging Sapi Potong
Bukan hanya penjual ketupat, penjual daging dadakan juga memadati area pasar. Salah satunya milik Haji Suwandi (60).
Tangannya mahir menguliti kepala sapi yang diletakkan di atas plastik sebelah meja jagal.
Senyum lebar terlihat di wajahnya saat ditanya soal penjualan hari ini.
"Lebih laku. Pasti habis soalnya. Kemarin 1 (ekor) sapi habis," katanya kepada kumparan.
Dia biasanya berdagang di Pasar Minggu. Namun melihat momen Lebaran ini, dia memilih berdagang dekat rumah agar dekat dengan sanak keluarga.
Ini hari ketiga Suwandi berjualan daging sapi potong di sana. Daging-daging dan jeroan sapi hasil potongannya dijejerkan di atas meja.
Potongan rusuk digantung, sementara tulang-tulang diletakkan di bawah.
ADVERTISEMENT
Satu orang terlihat meninggalkan tempat Suwandi dengan tentengan. Mona (40), seorang ibu rumah tangga, membeli sekilo daging yang akan dibuat rendang buat keluarga di rumah.
Mona mengaku terlambat berburu daging untuk dimasak saat Lebaran. Meski begitu, ia bersyukur masih ada stok daging di pasar tradisional.
"Karena enggak sempet beli di mal. Sudah habis di sana. Besok juga pasti lebih mahal lagi," katanya.