Asal-usul Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu

6 April 2022 20:09 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo Menerima Kunjungan Kerja PM Malaysia Ismail Sabri di Istana Merdeka, Jakarta, (1/4/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo Menerima Kunjungan Kerja PM Malaysia Ismail Sabri di Istana Merdeka, Jakarta, (1/4/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tengah maraknya perbincangan terkait usulan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua ASEAN, diskusi tentang asal-usul bahasa negeri jiran tersebut turut menjadi sorotan.
ADVERTISEMENT
Banyak pula orang yang masih kebingungan atas perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Melayu. Karena kedua bahasa ini memiliki banyak persamaan, ada juga yang berpikir bahwa perbedaan diantaranya hanya seputar logat, pelafalan kata, dan beberapa kosakata.
Nyatanya, kedua bahasa ini sangat berbeda.
Berikut adalah rangkuman tentang sejarah bahasa Indonesia dan bahasa Melayu yang dikumpulkan oleh kumparan dari beberapa sumber.

Bahasa Indonesia

Menurut informasi yang dipublikasikan oleh Kemdikbud, bahasa Indonesia lahir tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada rapat pemuda-pemudi dari seluruh Indonesia tersebut, munculah Sumpah Pemuda, yang poin terakhirnya berbunyi: "menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia".
Pengunjung melintas di depan gambar tokoh-tokoh pergerakan pemuda di Museum Sumpah Pemuda, Kramat, Jakarta, Selasa (22/3/2022). Foto: Indrianto Eko Suwarso/Antara Foto
Bahasa Indonesia merupakan evolusi atau perkembangan dari bahasa Melayu Kuno. Namun, bahasa Indonesia di zaman modern memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan bahasa Melayu karena telah banyak dicampur dengan bahasa asing.
ADVERTISEMENT
Situs resmi pemerintah indonesia.go.id menyatakan bahwa Indonesia telah "meminjam" ribuan kosakata dari bahasa asing, termasuk:
"Dengan kata lain, bahasa Indonesia ialah produk budaya hibrida," tulis situs resmi tersebut, dalam sebuah artikel yang berjudul 9 dari 10 Bahasa Indonesia adalah Asing. "Maka bentuk nasionalisme Indonesia sebenarnya bersifat kosmopolitan."
Para pemuda dari Laskar Bambu Runcing bersiap dengan tombak untuk menghadapi Belanda pada tahun 1946. Foto: ANRI/IPPHOS/Handout via REUTERS
Bahwa Indonesia memiliki banyak kosakata asing bisa dikaitkan dengan masa kolonial, serta sejarah perdagangan multinasional yang panjang.

Bahasa Melayu

Lain dengan bahasa Indonesia, bahasa Melayu sendiri tidak terlalu sering "meminjam" kosakata dari wilayah-wilayah asing. Bahasa Melayu telah digunakan hampir di seluruh Asia Tenggara sejak abad ke-7.
ADVERTISEMENT
Bukti ini terpampang pada beberapa prastasi bertulislkan huruf Pranagari dalam bahasa Melayu Kuno. Misalnya, prastasi di Kedukan Bukit di Palembang (683 M), Kota Kapur di Bangka Barat (686 M), dan Karang Bahi di Jambi (688 M).
Perhiasan emas yang diduga peninggalan masa kerajaan Melayu kuno atau Kerajaan Sriwijaya ditunjukkan oleh pemiliknya di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (28/10/2021). Foto: Nova Wahyudi/Antara Foto
Pada jaman Sriwijaya, bahasa Melayu disebut sebagai bahasa Kou-luen oleh ahli sejarawan China yang berkujung di masa itu, I-Tsing. Sebutan-sebutan lain termasuk K'ouen-louen, Kw'enlun, Kun'lun, dan Koen-luen. Semua ini dapat di temukan di kitab suci Tiongkok kuno, Yi Jing (atau I Ching).
Walaupun awalnya bahasa Melayu digunakan untuk belajar agama Budha, dengan masuknya Islam pada abad ke-13 ke Nusantara, bahasa tersebut akhirnya digunakan untuk menyebarkan agama Islam.
Bagian dari meriam kuno abad ke 16 yang diserahkan oleh petani perbatasan Indonesia-Malaysia kepada personil TNI. Foto: Dok. Dispenad
Bahasa Melayu lalu masuk dan dipakai di sebagian besar wilayah Nusantara. Ia turut menyerap beberapa kata dari negara asing, terutama Sansekerta, Persia, dan Arab. Namun, karena bahasa Melayu adalah bahasa asal untuk bahasa Indonesia, banyak yang percaya bahwa Melayu tetap lebih "murni" dibanding bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, bahasa Melayu adalah warisan budaya untuk banyak sekali negara-negara di Asia Tenggara.