Asal Usul Tengkorak dan Kerangka Manusia di Benteng Keraton Yogya Mulai Terkuak

24 Agustus 2023 9:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Benda diduga tengkorak manusia ditemukan di proyek revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta di Jalan Suryomentaraman Wetan, RT 55, RW 14, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Senin (7/8). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Benda diduga tengkorak manusia ditemukan di proyek revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta di Jalan Suryomentaraman Wetan, RT 55, RW 14, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Senin (7/8). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Tengkorak dan kerangka manusia ditemukan di proyek revitalisasi Benteng Keraton Yogyakarta di Jalan Suryomentaraman Wetan, RT 55, RW 14, Panembahan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Senin (7/8). Dugaannya ini adalah makam zaman dahulu.
ADVERTISEMENT
"Penemuan diduga kerangka manusia di lokasi galian proyek revitalisasi benteng keraton tersebut diduga merupakan makam peninggalan zaman dulu," kata Kasi Humas Polresta Yogyakarta AKP Timbul Sasana Raharja dalam keterangannya, Kamis (24/8).
Selain itu juga tidak ditemukan unsur pidana. "Dimungkinkan kerangka yang ditemukan dari pemakaman warga zaman dulu," jelasnya.
Pada Senin (21/8) lalu, kerangka yang ditemukan tersebut dimakamkan di Makam Dinas Sosial Kota Yogyakarta di Umbulharjo, Kota Yogya.
"Pemakaman kerangka pada pukul 11.30 WIB dengan berjalan dengan lancar dan aman," jelasnya.
Sebelumnya penemuan kerangka tersebut sempat mengagetkan warga.
Ketua RW 14 Panembahan, Kurniawan, menjelaskan tengkorak ini ditemukan pada sekitar pukul 14.00 WIB di kedalaman 1,5 meter. Bentuknya kepala utuh hingga setengah badan.
ADVERTISEMENT
"Setengah badan tapi setengahnya lagi masih terpendam," katanya waktu penemuan.
Lanjut Yayan sapaan akrab Kurniawan, menurut cerita orang tuanya dahulu pada tahun 1970 lokasi ini berbentuk pekarangan dan kemungkinan kerap dijadikan pemakaman.
"Di sini masih banyak kuburan di dalam rumah tetapi kopen (terawat). Ada beberapa di sebelah sana, rumahnya masih ada kuburan," ceritanya.
Dia menjelaskan lahan ini merupakan tanah kasultanan atau Sultan Ground. Dahulu warga diberikan magersari atau hak adat untuk menggunakan tanah ini sebelum direvitalisasi.
"Ini Sultan Ground kalau proyeknya mau dijadikan namanya Margi Inggil," imbuhnya.