Asap Kabut Beracun Selimuti Udara, Ibu Kota India Liburkan Sekolah

4 November 2022 18:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung-gedung terlihat diselimuti kabut asap di New Delhi, India, Selasa (16/11). Foto: Anushree Fadnavis/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Gedung-gedung terlihat diselimuti kabut asap di New Delhi, India, Selasa (16/11). Foto: Anushree Fadnavis/REUTERS
ADVERTISEMENT
Asap kabut (asbut) beracun tengah mencekik 20 juta orang di New Delhi, India. Alhasil, pihak berwenang terdesak menutup sekolah dasar di seluruh ibu kota tersebut mulai Sabtu (5/10).
ADVERTISEMENT
Asap dari pembakaran tunggul tanaman, polusi knalpot kendaraan, hingga emisi pabrik bercampur setiap musim dingin untuk menyelimuti kota dengan kabut abu-abu yang mematikan.
Perusahaan pemantau kualitas udara IQAir mencatat, tingkat partikulat PM2.5 di India mencapai hampir 25 kali lipat dari ambang batas harian yang direkomendasikan WHO pada Jumat (4/11).
Pemandangan kuil Akshardham di tengah kondisi berkabut di New Delhi, Selasa (1/11/2022). Foto: Money Sharma/AFP
PM2.5 adalah partikel udara paling berbahaya. Partikel ini berukuran sangat kecil, yakni lebih kecil dari 2.5 mikron. Sehingga, PM2.5 dapat memasuki aliran darah dan menembus lebih dalam ke paru-paru.
Kepala Menteri Delhi, Arvind Kejriwal, menghadapi kecaman dari penduduk dan lawan politik lantaran gagal mengatasi krisis. Dia lantas mengumumkan, sekolah dasar akan ditutup sampai situasi polusi membaik. Penutupan akan berlaku sejak Sabtu (5/11).
ADVERTISEMENT
"Tidak ada anak yang seharusnya menderita dengan cara apa pun," tegas Kejriwal, dikutip dari AFP, Jumat (4/11).
Orang-orang bepergian di tengah kondisi kabut asap di New Delhi, Selasa (1/11/2022). Foto: Money Sharma/AFP
Delhi tergolong sebagai salah satu kota paling tercemar di dunia. Sebelum pengumuman Kejriwal, asbut di kota itu sempat mencapai tingkat berbahaya. Tingkat PM2.5 menyentuh hampir 40 kali ambang batas harian yang direkomendasikan WHO pada Kamis (3/11).
Seiring ribuan pembakaran tunggul tanaman melebur dengan polutan lain, Delhi kembali menduduki puncak dalam daftar kota besar dengan kualitas udara terburuk yang dirilis IQAir.
"Ini benar-benar waktu terburuk untuk keluar rumah di Delhi. Seseorang tidak pernah bangun dengan segar dengan polusi ini," ungkap polisi setempat berusia 42 tahun, Hem Raj.
"Badan terasa lelah dan lesu di pagi hari. Mata selalu berair dan tenggorokan gatal setelah menghabiskan berjam-jam di jalan Delhi," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Orang-orang mengendarai motor di tengah kondisi kabut asap di New Delhi, Selasa (1/11/2022). Foto: Money Sharma/AFP
Studi dari jurnal Lancet mengaitkan 1,67 juta kasus kematian di India dengan polusi udara sepanjang 2019. Hampir 17.500 kasus kematian tersebut dilaporkan dari Delhi.
Otoritas konsisten mengumumkan berbagai rencana untuk mengurangi polusi, seperti dengan menghentikan pekerjaan konstruksi. Tetapi, tindakan mereka tidak banyak berpengaruh.
Pasalnya, puluhan ribu petani membakar ladang untuk membersihkan tunggul tanaman di sawah yang baru dipanen setiap musim dingin.
Praktik ini adalah salah satu pendorong utama masalah asbut yang berkelanjutan. Terlepas dari upaya untuk membujuk petani agar menggunakan metode yang berbeda, pembakaran sawah setelah panen terus terjadi setiap tahunnya di negara bagian seperti Punjab.
Kabut asap melanda India di Awal Tahun 2021. Foto: AP Photo/Altaf Qadri
Asap pembakaran dari pertanian menyumbang sepertiga polusi udara Delhi pada Kamis (3/11). Situasi ini menjadi titik perdebatan dalam politik. Sebab, Delhi dan Punjab diperintah Partai Aam Aadmi (AAP) yang menyaingi Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India.
ADVERTISEMENT
"Per hari ini [Rabu, 2 November 2022], Punjab, negara bagian yang dijalankan oleh AAP, telah mengalami peningkatan kebakaran pertanian lebih dari 19% selama 2021," cuit Kementerian Lingkungan Hidup, Hutan dan Perubahan Iklim India dari BJP, Bhupender Yadav.
"Tidak ada keraguan siapa yang telah mengubah Delhi menjadi kamar gas," tambahnya.
Kabut asap melanda India di Awal Tahun 2021. Foto: AP Photo/Altaf Qadri
Menanggapi kecaman Yadav, Kejriwal menyerukan akhir dari tindakan saling tuding atas tanggung jawab dalam mengatasi asbut di India.
"Itu tidak akan membantu dalam mencari solusi. Kita bisa menyalahkan mereka, dan mereka bisa menyalahkan kita, tetapi itu tidak akan menghasilkan apa-apa," jelas Kejriwal.
"Petani butuh solusi. Ketika mereka mendapatkan solusi, mereka akan berhenti membakar tunggul tanaman," imbuh dia.