ASEAN dan IFRC Teken MoU Perkuat Ketangguhan Bencana Asia Tenggara

26 Mei 2022 9:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Jenderal ASEAN, Lim Jok Hoi, dan Sekretaris Jenderal IFRC, Jagan Chapagain, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di sela-sela pertemuan GPDRR 2022 pada Rabu (25/5/2022). Foto: IFRC
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Jenderal ASEAN, Lim Jok Hoi, dan Sekretaris Jenderal IFRC, Jagan Chapagain, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di sela-sela pertemuan GPDRR 2022 pada Rabu (25/5/2022). Foto: IFRC
ADVERTISEMENT
ASEAN dan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mempertegas komitmen terhadap bidang kebencanaan pada Rabu (25/5/2022).
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal ASEAN, Lim Jok Hoi, dan Sekretaris Jenderal IFRC, Jagan Chapagain, memutuskan untuk menandatangani Memorandum of Understanding (MoU).
Mereka berupaya memperkuat keterlibatan dalam penanggulangan bencana. Koordinasi tersebut meliputi tingkat regional, nasional, dan lokal di kawasan ASEAN.
"Menghadapi peningkatan frekuensi dan intensitas bencana terkait iklim akibat perubahan iklim, di salah satu wilayah paling rawan bencana di dunia, ditambah dengan lanskap kemanusiaan yang semakin kompleks, kita harus membangun kemitraan strategis untuk meningkatkan ketahanan kita sebagai satu Komunitas ASEAN," ujar Lim.
Upaya itu mencakup bidang manajemen bencana, pengurangan risiko bencana, bantuan dan tanggap darurat bencana, serta undang-undang kebencanaan.
Mereka juga membahas isu kesehatan dalam keadaan darurat, gender, pemuda, dan perubahan iklim. Kerja sama tersebut menandai tonggak penting hubungan antara ASEAN dan IFRC.
Petugas BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) menunjuk peta potensi gelombang tinggi. Foto: Asep Fathulrahman/ANTARA FOTO
IFRC sebelumnya telah mendukung sejumlah inisiatif Komite ASEAN untuk Manajemen Bencana (ACDM). Pihaknya menyokong implementasi program kerja Perjanjian ASEAN tentang Manajemen Bencana dan Tanggap Darurat (AADMER).
ADVERTISEMENT
Pada upacara penandatanganan, kedua belah pihak menyampaikan apresiasi atas kemajuan kerja sama antara ASEAN dan IFRC. Mereka kemudian menantikan implementasi MoU melalui proyek-proyek kolaborasi dalam Program Kerja AADMER 2021-2025.
"Melalui kemitraan ini, tujuan bersama kami adalah menempatkan komunitas di Asia Tenggara sebagai pusat dengan membangun kapasitas individu dan komunitas yang membantu mengurangi kebutuhan kemanusiaan dan mencegah kerugian dan kerusakan akibat krisis iklim," jelas Chapagain.
Negara-negara anggota ASEAN menempati salah satu kawasan paling rawan bencana di dunia. ASEAN menghadapi gempa bumi, banjir, tanah longsor, hingga angin topan.
Frekuensi dan intensitas bencana semakin meningkat akibat perubahan iklim. Kondisi tersebut kian terdorong oleh penyebaran geografis yang luas. Sehingga, ASEAN mendapati urgensi untuk meningkatkan kesiapan dan kapasitas tanggap darurat kawasan.
Presiden Joko Widodo memberi salam kepada Deputi Sekjen PBB Amina Mohammed disaksikan oleh sejumlah Menteri saat membuka Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di BNDCC, Nusa Dua, Bali, Rabu (25/5/2022). Foto: Wahyu Putro A/ANTARA FOTO
Langkah teranyar pun muncul di sela-sela pertemuan Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR). Agenda tersebut merupakan pertemuan khusus bidang kebencanaan.
ADVERTISEMENT
Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana menggelar GPDRR setiap tiga tahun sekali. UNDRR dan pemerintah Indonesia mengetuai pertemuan kali ini yang pertama kali diadakan di Asia. GPDRR berlangsung pada 23-28 Mei 2022 di Bali.
ASEAN dan IFRC turut menyatakan komitmen mereka terhadap tema pertemuan tersebut saat upacara penandatanganan MoU.
Tema GPDRR 2022 bertajuk Risk to Resilience: Towards Sustainable Development for All in a Covid-19 Transformed World (Dari Risiko ke Ketangguhan: Menuju Pembangunan Berkelanjutan untuk Semua di Dunia yang Ditransformasi COVID-19).