Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Asosiasi Jip Wisata Merapi Ingin Polisi Terus Lakukan Razia
20 Juni 2018 19:19 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Banyaknya jumlah armada jip wisata di kawasan lereng Gunung Merapi menyebabkan kurangnya kontrol, terutama mengenai kelaikan jip yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi (AJWLM) Wilayah Timur, Bambang Sugeng berharap razia kelengkapan jip yang dilakukan Dishub Kabupaten Sleman dan Polres Sleman terus digalakkan.
"Ini (razia) membuat kita mudah mengawasi," ujarnya, Rabu (20/6).
Babe--sapaan akrab Bambang--menuturkan, asosiasi sebenarnya sudah memiliki SOP baku, di antaranya standar minimal kelengkapan kendaraan yang meliputi lampu utama, lampu sign, lampu rem, plat nomor, ban serap, hingga klakson.
Sementara standar minimal keselamatan kendaraan meliputi roll bar, sabuk pengaman, helm penumpang, dan kotak P3K. Berikutnya standar minimal kenyamanan kendaraan meliputi batas maksimal kecepatan 40 km/jam, batas jumlah penumpang maksimal empat orang dewasa. Pengemudi pun wajib memiliki SIM.
"Kita sudah punya SOP segala aturan dan kriteria kelaikan jip. Kadang-kadang kita juga melakukan kontrol, tapi kadang-kadang mereka (pengemudi) menghindar. Dengan adanya razia dari lintas sektor saya berterima kasih. Sehingga memudahkan asosiasi mengawasi," tegasnya.
Diakui Babe, minat wisatawan akan wisata Lava Tour sangat luar biasa. Hal tersebut pun berpengaruh dengan meningkatnya jumlah jip yang mencapi 800 armada dan tergabung dalam 29 komunitas. Jika sedang ramai bahkan satu jip bisa empat kali mengangkut penumpang dalam sehari.
ADVERTISEMENT
"Idealnya sehari satu jip mengangkut dua kali. Kalau empat kali kasihan juga jip nya. Pengawasan kondisi agak susah, perlu sebulan sekali operasi," sebutnya.
Meski begitu, dari 29 komunitas ada beberapa komunitas yang sudah baik dan patuh. Armada jip Merapi yang bergabung akan dilakukan pengecekan dan test drive. Selain itu ada pula seksi pengecekan dan seksi perbaikan.
Harapannya, komunitas yang baik ini dapat dicontoh komunitas lain. Tak hanya itu, komunitas pun diimbau lebih selektif dalam menerima armada jip baru.
Pihaknya akan mempertimbangkan masukan berbagai pihak salah satunya kewajiban armada jip libur seminggu sekali. Selama ini diakuinya masih banyak jip yang beroperasi tiap hari terutama apabila sedang musim liburan.
"Belum ada aturan libur, besok sebagai bahan evaluasi," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Akan Rutin Gelar Forum
Sementara, Camat Cangkringan, Mustadi menjelaskan, pengelola jip wisata harus membuka diri untu berbenah. Di sisi lain pihaknya juga akan menjembatani ratusan pelaku jip wisata ke dalam sebuah forum. Secara periodik mereka akan berkumpul untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan.
"Teman-teman (pelaku jip wisata,) harus optimis, tapi juga membuka diri untuk berbemah. Harus berbenah yang terbaik untuk wisatawan," jelasnya.
"Nanti kita coba seperti itu (forum), ada beberapa base camp yang standarnya punya SOP bagaimana pengemudi dan mobil memenuhi standar. Yang sudah baik-baik ini jadi contoh. Kita jembatani dalam sebuah forum," tegasnya.
Salah seorang wisatawan Tiara Auliana (24) asal Jakarta yang sempat menikmati wisata jip Lava Tour mengaku baru mendengar kabar kecelakaan jip pada hari ini. Meski begitu ia mengaku selama di perjalanan, sopir mengemudikan kendaraan dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Baru selesai (naik jip). Belum tahu sama sekali (berita kecelakaan jip). Tadinya sih nggak khawatir ternyata di razia terus ceritain sama polisi agak was-was juga karena sebelumnya juga belum tahu berita," ujarnya.
"Selama perjalanan aman-aman saja hepi-hepi saja. Rute aman dan sopir juga tidak kebut-kebutan," sambungnya.
Ia pun berharap agar ke depannya keamanan terus ditingkatkan. Ia pun menyarankan kepada instansi terkait supaya jangan dibiarkan beroperasi jika jip tdak aman.
"Harapannya keamanannya lebih ditingkatkan karena juga menyangkut orang ya. Kalau belum safety jangan dibiarkan beroperasi dulu," pungkas Tiara.