Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Namanya Astuti. Walau umurnya sudah kelewat matang, namun Astuti masih menawan hati. Buktinya, banyak yang antre untuk berkenalan dengan Astuti. Tua, muda, pria, wanita, senang dengan Astuti. Karena memang, keberadaan Astuti adalah untuk menolong mereka.
ADVERTISEMENT
Astuti ini bukan nama manusia, melainkan motor bebek lawas yang menjadi legenda dalam perhajian Indonesia. Tugasnya adalah mengantarkan jemaah Indonesia kembali ke maktabnya di Mina. Pasalnya, jarak antar maktab bisa berkilo-kilometer jauhnya. Melelahkan, terutama bagi jemaah lansia.
"Astuti itu singkatan dari Astrea Tujuh Tiga," kata Tarif Al-Ghozali, petugas transportasi dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia, kepada kumparan (11/8).
Tarif mengatakan ada tujuh Astuti yang beroperasi di maktab-maktab Mina. Walau sudah berumur 46 tahun, namun motor-motor berkelir merah ini masih bisa diandalkan. Astuti beroperasi bergantian 24 jam di Mina, tepatnya parkir di flyover.
Motor-motor ini digunakan petugas untuk mengantar jemaah yang tersasar ke maktab mereka. Tujuannya adalah menghemat waktu dan tenaga. Menunggangi Astuti, petugas haji bisa dengan cepat mengantar jemaah ke maktab mereka, bahkan yang terjauh sekalipun seperti Mina Jadid.
ADVERTISEMENT
"Naik Astuti ke Mina Jadid sampai dalam 7 menit, kalau jalan kaki 1 jam," kata Tarif lagi.
Astuti adalah sepeda motor jenis Honda Super Cub C90 milik Indonesia di Mekkah. Astuti jadi andalan karena selain cepat, bisa meliuk di antara jemaah lainnya di Mina. Tapi tidak semua jalanan bisa dilalui Astuti, Menurut Tarif terkadang askar atau polisi Saudi melarangnya melintas.
Petugas lainnya mengatakan, selain di musim haji, Astuti menganggur diabaikan. Namun ketika masuk musim haji, motor tiga percepatan ini mulai didandani biar lajunya tetap prima.
Tarif mengatakan, ketujuh Astuti dikeluarkan bergantian sesuai dengan kondisi keramaian jemaah. "Abis Isya kami keluarkan tiga, tapi masih kurang karena jemaah banyak yang tersesat dan alat angkut sangat minim," kata Tarif.
ADVERTISEMENT
Melempar jumrah di Mina menjadi salah satu proses terberat dalam ibadah haji. Jarak maktab dengan lokasi lontar jumrah lumayan jauh, terdekat 2 kilometer. Hal ini membuat jemaah lansia tumbang atau tersasar. Di saat inilah Astuti beraksi.
"Selain Astuti kami juga punya ambulans dan mobil coaster," kata Tarif.//