Aturan Bagi Tempat Wisata di Malang: Yang Tak Pakai Masker Tak Boleh Masuk

6 November 2020 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Malang Sutiaji bergegas meninggalkan ruangan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Malang Sutiaji bergegas meninggalkan ruangan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu punya aturan ketat soal protokol kesehatan di tempat wisata. Tamu atau pengunjung yang tak pakai masker dilarang masuk.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Malang, Sutiaji, menyampaikan hal itu dilakukan untuk memastikan agar masyarakat tetap aman dalam berwisata. Dia juga Berkoordinasi dengan kota dan kabupaten yang berbatasan langsung, jadi langkah yang diambil
Dari koordinasi tersebut, aturan untuk mewajibkan masker di lokasi wisata jadi keputusan yang diambil oleh seluruh pengelola wisata di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu.
Pengelola wisata, menurut Sutiaji, wajib menolak pengunjung untuk masuk jika mereka enggan mengenakan masker.
"Pemantauannya tetap, tetap protokol COVID-nya, deteksi dia make hand sanitizer, selalu cuci tangan, kalau enggak penggantinya ditempat duduk harus jaga jaraknya, lalu dicek suhunya, ketika dia tidak memenuhi itu tentu ditolak dan termasuk tidak menerima tamu yang tidak memakai masker," ujar Sutiaji dalam acara Live Corona Update Kumparan, Jumat (6/11).
Bumi Kitiran jadi salah satu destinasi wisata pilihan di Batu, Malang, Jawa Timur Foto: Shutterstock
Mengenai jumlah wisatawan yang datang ke Malang, Sutiaji menyebut jumlahnya perlahan mulai menunjukkan perkembangan signifikan.
ADVERTISEMENT
Meski jumlahnya masih jauh dari kata ideal, pertumbuhan ini menurutnya sudah menjadi sinyal positif terkait mulai membaiknya kondisi pariwisata khususnya di Malang.
"Laporan dari pariwisata masih tetap didominasi dari wisatawan nusantara karena dari luar pun kan memang masih ada negara yang belum masuk indonesia. Tapi juga banyak wisatawan mancanegara yang datang tapi pertumbuhannya belum signifikan, tapi kalau wisatawan nusantara ini luar biasa orang-orang yang masuk ke kota malang juga sudah luar biasa," ucap Sutiaji.
"Kemarin saya minta informasi dari jasa marga, dilihat dari pemasukan saja di awal pandemi itu hanya Rp 46 juta padahal awalnya sudah Rp 1,2 miliar, nah kemarin sebelum september itu sudah masuk Rp 800-900 juta, sekarang pergerakan orang dari luar Malang sudah hampir normal," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan wisatawan, menurut Sutiaji terlihat pula dari meningkatnya okupansi hotel di Malang. Agar hal itu tetap dapat berjalan baik, protokol ketat, diimbau Sutiaji untuk dapat tetap diterapkan.
com-cadangan masker Foto: Shutterstock
"Alhamdulillah kemarin saya sudah tanya pada PHRI dan mengatakan katanya okupansinya sudah mulai tumbuh bagus. Nah kalau weekday di angka lebih dari 50 persen kalau weekend sudah penuh artinya situasi ini sudah mulai terbangun dengan baik, itupun kami sudah warning kepada pihak PHRI, restoran, pihak tempat wisata bahwa kalau ingin terus ini buka tolong protokol kesehatan tetap diperhatikan," ungkap Sutiaji.
Sehingga ia memandang penerapan protokol COVID sebagai cara ampuh bagi seluruh lini untuk beradaptasi dengan kondisi pandemi, termasuk bagi bidang pariwisata.
"Hemat saya kalau kita ingin bertahan ya kita harus beradaptasi, orang yang kuat itu orang yang mampu beradaptasi. Nah kita harus beradaptasi dengan yang sekarang ini, bagi orang yang mau kuat kita harus tetap ikuti protokol COVID, adapun dibuka pun tidak pernah kita tidak mengindahkan protokol COVID-19," kata Sutiaji.
ADVERTISEMENT