news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Audrey Memang Jenius, tapi Tak Kerja di NASA atau Ditawari BPPT

8 Juli 2019 15:23 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Audrey Yu Jia Hui. Foto: Facebook
zoom-in-whitePerbesar
Audrey Yu Jia Hui. Foto: Facebook
ADVERTISEMENT
Nama Audrey Yu Jia Hui mendadak ramai dibicarakan di media sosial. Dia disebut-sebut sebagai anak jenius, calon menteri termuda yang bakal dipilih Jokowi di kabinet barunya.
ADVERTISEMENT
Audrey diceritakan kini tengah bekerja di National Aeronautics and Space Administration (NASA) dengan gaji Rp 200 jutaan. Ia juga ditawari untuk bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).
Soal pendidikan, prestasi Audrey juga digambarkan begitu fantastis. Audrey disebut-sebut berhasil lulus S2 di salah satu kampus di Virginia, Amerika Serikat, hanya dalam waktu 3 tahun.
Dia juga disebut sebagai duta prestasi Indonesia. Audrey termasuk 1 dari 72 nama.
Narasi-narasi soal Audrey pejuang Pancasila juga dibangun. Anak Tionghoa yang berjuang melawan diskriminasi lewat tulisan-tulisannya.
kumparan kemudian menelusuri kebenaran pesan yang menyebar dan viral di media sosial ini. Dan ternyata faktanya sangat berbeda dengan pesan-pesan yang beredar.
ADVERTISEMENT
Fakta-fakta yang Dikumpulkan
Audrey memang perempuan jenius. Benar juga apabila dikatakan, dia seorang yang sangat mencintai Pancasila.
Dalam blog pribadinya, Audrey menceritakan betapa sulitnya menjadi orang berdarah campuran. Lebih tepatnya orang Tionghoa.
Dia lahir di Surabaya, 1 Mei 1988. Saat itu, menurutnya Indonesia sangat tidak ramah untuk orang-orang sepertinya.
Oleh karena itu, dia mengaku orang tuanya sengaja tidak memberikan nama China. Nama belakangnya didapat baru ketika ia agak dewasa.
Sejak usia 6 tahun, Audrey bercerita pertama kali belajar tentang propaganda nasional dan ideologi politik Indonesia. Dan dia mulai tertarik dan mencintai Pancasila.
IlustrasI markas NASA. Foto: NASA
Hingga akhirnya dia kemudian tumbuh sebagai anak cerdas dan kritis. Hingga akhirnya lulus Sarjana di The College of William And Mary di VIrginia di usia 16 tahun. Dia lulus dengan predikat summa cumlaude.
ADVERTISEMENT
Ia bercerita, setelah lulus Audrey ingin mencoba peruntungannya dengan masuk TNI. Namun Audrey gagal.
“Yang mengejutkan saya, saya menjadi beban cemoohan dari semua pihak (bahkan dari keluarga saya sendiri), serta pelecehan ras yang tak ada habisnya. Saya pun depresi, tidak ada yang peduli,” kata Audrey di situs pribadinya.
Sejak itulah kemudian Audrey mulai menulis soal pengalaman pribadinya. Hitung-hitung untuk berbagi perasaan agar tak dipendam sendiri.
Monumen Garuda Pancasila di Taman Tionghoa, TMII. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Dari 8 buku yang sudah ia tulis, dua di antaranya membicarakan tentang pengalaman dan nasionalisme. Dua dari bukunya itu diterbitkan oleh penerbit Bentang Pustaka.
Dua buku Audrey yang diterbitkan Bentang Pustaka berjudul ‘Mencari Sila Kelima’ (2016)dan ‘Mellow Yellow Drama’ (2014). Keduanya bercerita soal pengalaman pribadi Audrey menjadi minoritas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs Bentang Pustaka, Audrey memang pernah dinobatkan sebagai satu dari 72 duta prestasi Indonesia dalam Acara yang digelar oleh Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP- Pancasila). Acara ini berlangsung pada 21 dan 22 Agustus 2017 di Jakarta Convention Center (JCC)..
“Dipilihnya sosok Audrey Yu Jia Hui bukanlah tanpa alasan. Audrey merupakan anak jenius yang mampu menyelesaikan jenjang SMP selama 1 tahun, SMA ditempuh 11 bulan dan menamatkan S1 di The College of Willliam and Mary, Virginia (AS) saat usianya yang masih menginjak 16 tahun,” tulis Bentang Pustaka.
Akan tetapi, bakat yang luar biasa ini ternyata tidak cukup mampu membuat kehidupannya berjalan mulus. Label sebagai keturunan Tionghoa tetap menjadi momok yang cukup meresahkan bagi Audrey.
ADVERTISEMENT
Perjuangannya sebagai seorang minoritas melalui karya tulis juga menjadi salah satu indikator keputusan juri. Audrey dinilai sebagai sosok muda yang kuat dan berintegritas.
Namun ternyata ada beberapa hoaks yang dibumbui di balik prestasi-prestasi Audrey. Termasuk salah satunya soal Audrey yang bekerja di NASA.
Pihak Bentang Pustaka yang bekerja sama dengan Audrey menjelaskan, saat ini Audrey tidak bekerja di lembaga antariksa AS itu. Kabar ini juga diperkuat dengan screen shot percakapan Bentang Pustaka dan ayah Audrey, Budi Lukito.
Namun tidak dijelaskan, saat ini Audrey bekerja di mana. “Yang jelas dia lulusan S1 jurusan Bahasa. Kalau masuk NASA setahu saya juga harus lulusan Fisika,” kata Corporate Communication Bentang Pustaka Afina Mahardhika saat dikonfirmasi, Senin (8/7).
ADVERTISEMENT
Lalu, soal pertemuan dengan Jokowi di sela KTT G20 di Jepang. Hal ini juga dibantah oleh Budi melalui Bentang Pustaka.
“Audrey tidak pernah bertemu dengan Bapak Presiden Jokowi,” kata Budi di akun Twitter Bentang Pustaka.
Soal kerja di BPPT pun, Bentang Pustaka memastikan hal tersebut hoaks. “Meski partisipasi Audrey dan tawaran pekerjaan di BPPT itu hoaks tetapi kejeniusannya merupakan sebuah kebenaran,” tulis akun Twitter Bentang Pustaka.
Meski banyak dibumbui hoaks, Bentang Pustaka tetap meyakini bahwa Audrey adalah sosok jenius kebanggaan Indonesia. “Jenius dan pinter pokoknya. Kami cuma hanya ingin meluruskan bahwa ada kabar-kabar hoaks di luaran. Itu aja,” tutup Afina.