Australia Akan Cegah Pembisik WikiLeaks Masuk Negara Mereka

30 Agustus 2018 10:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chelsea Manning, whistleblower WikiLeaks (Foto: AFP/Tobias Schwarz)
zoom-in-whitePerbesar
Chelsea Manning, whistleblower WikiLeaks (Foto: AFP/Tobias Schwarz)
ADVERTISEMENT
Australia mengisyaratkan akan mencegah whistleblower WikiLeaks, Chelsea Manning, masuk ke negara mereka. Rencananya Manning akan mengisi sebuah acara diskusi di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Chelsea Manning, seorang transgender yang lahir dengan nama Bradley Manning, dijadwalkan berbicara di Sydney Opera House pada akhir pekan mendatang. Namun menurut panitia penyelenggara, kemungkinan besar Manning tidak akan bisa memasuki Australia.
Suzi Jamil, penyelenggara acara tersebut, para Rabu (29/8) mengatakan Manning menerima pemberitahuan dari pemerintah Australia bahwa mereka tengah mempertimbangkan untuk membatalkan visanya.
"Kami tengah mencari dukungan dari lembaga nasional atau individu terkait, terutama politisi, yang bisa membantu Chelsea masuk Australia," kata Jamil, seperti dikutip Reuters.
Juru bicara Kementerian Imigrasi Australia menolak mengomentari laporan tersebut. Berdasarkan hukum Australia, menteri imigrasi berhak menolak visa seseorang jika dia tidak lulus tes karakter.
Chelsea Manning, whistleblower WikiLeaks (Foto: AFP/Tobias Schwarz)
zoom-in-whitePerbesar
Chelsea Manning, whistleblower WikiLeaks (Foto: AFP/Tobias Schwarz)
Rencananya Manning akan terbang ke Selandia Baru usai tur ceramah di Australia. Namun kedatangan Manning ke Selandia Baru juga terancam batal karena penolakan dari kubu oposisi, Partai Nasional.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya akhir tahun lalu, Kanada menolak Manning masuk negara mereka.
Manning divonis penjara 35 tahun pada 2013 karena membocorkan 700 ribu dokumen, video, dan kabel diplomatik Amerika Serikat ke WikiLeaks. Setelah tujuh tahun dipenjara, dia dibebaskan atas pengampunan Presiden Barack Obama.
Dokumen-dokumen yang dibocorkan Manning mengungkapkan tindakan yang berpotensi kejahatan perang oleh tentara AS di Iran dan Afghanistan.