Australia Akan Tingkatkan Produksi Rudal Jarak Jauh, Ancaman China Jadi Alasan

30 Oktober 2024 15:02 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Industri Pertahanan Australia Pat Conroy memberi isyarat selama Pertemuan Menteri Pertahanan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ke-10 Plus di Jakarta, Indonesia, 16 November 2023.  Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Industri Pertahanan Australia Pat Conroy memberi isyarat selama Pertemuan Menteri Pertahanan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ke-10 Plus di Jakarta, Indonesia, 16 November 2023. Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
ADVERTISEMENT
Australia akan meningkatkan produksi rudal. Keterangan itu disampaikan Menteri Industri Pertahanan Australia Pat Conroy pada Rabu (30/10).
ADVERTISEMENT
Conroy mengatakan, Australia akan membangun industri dalam negeri untuk produksi rudal jarak jauh berpemandu dan amunisi lain yang dibutuhkan.
"Mengapa kami membutuhkan lebih banyak rudal? Kompetisi strategis antara Amerika Serikat (AS) dan China adalah ciri utama dari lingkungan keamanan kami," kata Conroy seperti dikutip dari Reuters.
Prajurit Angkatan Darat Australia menembakkan rudal antitank Javelin selama Latihan Chong Ju, sebuah demonstrasi tembakan langsung yang menampilkan kemampuan persenjataan gabungan Angkatan Darat Australia di Pangkalan Militer Puckapunyal. Foto: William West/AFP
"Persaingan itu paling tajam di kawasan kami, Indo-Pasifik," sambung dia.
Conroy menambahkan, untuk produksi rudal ini Australia akan menggandeng raksasa industri pertahanan AS, Lockheed Martin. Dengan mereka, Australia akan membangun sistem roket peluncur ganda berpemandu (GMLRS).
Jika terwujud, maka itu adalah GMLRS pertama yang ada di luar AS.
"Kompleks manufaktur senjata canggih senilai USD 200 juta akhirnya akan memproduksi hingga 4.000 rudal setiap tahun," kata Conroy.
ADVERTISEMENT
"Ini setara dengan seperempat produksi GMRLS global saat ini dan lebih dari 10 kali lipat permintaan dari Angkatan Pertahanan Australia," sambung dia.
Sebelum mengumumkan hal itu, China melakukan uji coba rudal balistik antarbenua di Pasifik. Ini adalah kali pertama China menggelar uji coba tersebut dalam empat dekade terakhir.