Australia Mulai Pengembangan Kapal Selam Nuklir pada Maret 2023

22 Februari 2023 12:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PM Australia Anthony Albanese. Foto: Twitter/AlboMP
zoom-in-whitePerbesar
PM Australia Anthony Albanese. Foto: Twitter/AlboMP
ADVERTISEMENT
Australia akan segera mendapatkan kapal selama tenaga nuklir. Ini merupakan implementasi kerja sama pertahanan AUKUS (Australia, Inggris, Amerika Serikat).
ADVERTISEMENT
AUKUS disepakati oleh ketiga negara pada 2021 lalu. Salah satu tujuan pembentukan AUKUS adalah membendung pengaruh China di Indo-Pasifik.
Dengan AUKUS Australia akan mengembangkan kapal selam bertenaga nuklir lewat transfer teknologi dari Inggris dan Amerika Serikat. Sampai sekarang Australia belum memiliki industri nuklir domestik.
Rencananya para pemimpin AUKUS akan mengumumkan kapal selam nuklir apa yang akan dibangun di Australia pada Maret. Jelang pengumuman, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan bahwa peristiwa itu akan jadi sejarah besar bagi negaranya.
"AUKUS akan mengumumkan jalur optimal bagi Australia yang akan mengoperasikan kapal selam nuklir kami," kata Albanese seperti dikutip dari Reuters.
"Ini akan menjadi lompatan terbesar dalam sejarah bagi kemampuan pertahanan kami," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Albanese menambahkan, bukan cuma memperkuat pertahanan pengembangan kapal selam akan menciptakan lapangan kerja baru.
"Ini tentang pertahanan, tapi juga soal industri pertahanan, tentang ekonomi, dan juga lapangan kerja di sini," sambung dia.
Sejak AUKUS dibentuk dan rencana Australia mendapat kapal selam nuklir sudah memicu kontroversi bagi negara tetangga, termasuk Indonesia.
Presiden Joko Widodo, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN-Australia 2021 lalu, menyampaikan kekhawatiran soal pembentukan AUKUS dan pengembangan kapal selam nuklir Negeri Kanguru.
Yang teranyar ketika Menlu Retno menggelar pertemuan 2+2 bersama mitranya di Australia masalah AUKUS turut dibahas.
“Indonesia juga menyampaikan kembali pentingnya transparansi kerja sama AUKUS dan pentingnya komitmen kepatuhan terhadap nonproliferasi nuklir, serta mematuhi NPT [Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons] dan IAEA Safeguards,” ucap Retno setelah 2+2 pada awal Februari lalu.
ADVERTISEMENT