Autopsi Siswa SD di Subang yang Tewas Dipukuli Kakak Kelas: Pendarahan di Otak

26 November 2024 16:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pemakaman Albi Ruffi Ozara, bocah SD yang tewas dibully di Subang. Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pemakaman Albi Ruffi Ozara, bocah SD yang tewas dibully di Subang. Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Polisi merilis hasil autopsi Albi Ruffi Ozara (9), bocah SD yang meninggal dianiaya sesama temannya. Hasil autopsi menunjukkan, ada pendarahan di dalam kepala korban.
ADVERTISEMENT
"Dari hasil autopsi, ditemukan adanya pendarahan di otak yang menyebabkan korban tak sadarkan diri selama 3 hari hingga meninggal dunia, kemarin sore (Senin (25/11)," kata Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, Selasa (26/11).
Hasil autopsi ini akan dijadikan pedoman untuk pemeriksaan kepada sejumlah saksi, guna mengungkap kasus ini.
"Sejauh ini baru 3 saksi yang kita periksa, semuanya merupakan terduga pelaku yang usianya masih di bawah 12 tahun," katanya.
Selain ketiga terduga pelaku, polisi juga akan memeriksa pihak sekolah, keluarga korban dan teman korban.
"Untuk mengungkap kasus ini, semua akan kita mintai keterangan. Selain itu pemeriksaan terhadap saksi khususnya terduga pelaku dan teman korban kita akan melibatkan unsur pihak terkait seperti Bapas, KPAI serta pihak keluarga," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Apalagi kata Ariek, terduga pelaku yang menganiaya Almarhum Albi, merupakan anak-anak yang usianya masih di bawah 12 tahun.
"Terduga pelaku ini di bawah umur tentunya perlakukan hukum tidak sama dengan orang dewasa," katanya.
Ariek mengecam keras peristiwa ini. Ia juga mengingatkan semua keluarga dan pihak sekolah yang berada di wilayah hukumnya untuk mengawasi pergaulan anak-anak agar kejadian ini tak terulang.
"Kami minta pihak keluarga, sekolah untuk sama-sama mengawasi anak-anaknya jaga sampai kasus yang menimpa Albi terulang di kemudian hari," pungkasnya.
Pemakaman Dihadiri Pejabat Daerah
Usai diautopsi, Albi segera dikebumikan di pemakaman umum Blanakan, Subang. Ariek juga hadir pada pemakaman Alfi, sekitar pukul 10.30 WIB, Selasa (26/11).
Selain Ariek, hadir pula PJ Bupati Subang Imran, Kadisdikbud Nunung Nurhayati, Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu, Kasat Reskrim Polres Subang AkP Gilang Indra Friyana Rahmat dan jajaran muspika.
Suasana Pemakaman Albi Ruffi Ozara, bocah SD yang tewas dibully di Subang. Foto: Dok. kumparan
"Kami jajaran Polres Subang turut berduka cita yang mendalam buat keluarga korban yang ditinggalkan, semoga keluarga diberikan keikhlasan dan ketabahan dalam menerima cobaan ini," ujar Ariek.
ADVERTISEMENT
Sementara Imran sangat berharap, agar kasus ini tak berulang dan tak terjadi lagi di masa depan.
"Saya sangat sedih dan berduka sejak menjenguk pertama kali di ICU hingga saat ini di Pemakaman, anak seperti Albi calon generasi penerus bangsa ini harus mati sia-sia," ucapnya sedih.
"Semoga Albi jadi penolong orangtuanya di surga kelak dan kasus ini saya minta tuntaskan oleh pihak kepolisian," imbuhnya.
Di tempat yang sama, keluarga Abi telah ikhlas dengan peristiwa yang terjadi. Tapi, mereka minta kasus yang menimpa Albi diusut tuntas.
"Kami pihak keluarga Albi meminta kasus ini diusut tuntas, semua yang terlibat bisa dihukum sesuai perbuatannya," katanya.

Korban Mengaku Dipukuli

Albi meninggal dunia usai 3 hari koma, Senin (25/11). Ia sebelumnya harus menjalani perawatan intensif di ICU RSUD Subang setelah diduga menjadi korban kekerasan tiga kakak kelasnya.
ADVERTISEMENT
Pihak keluarga mengaku sebelumnya korban sempat bercerita sering dipukuli oleh kakak kelasnya. Tindak kekerasan itu terjadi di sekolah maupun di tempat mengaji.
Sebelum koma, korban mengalami sakit kepala berat. Ia juga muntah-muntah hingga tidak sadarkan diri.
Berdasarkan pengakuan korban tersebut, pihak keluarga melaporkan kasus ini ke polisi. Kini kasusnya masih dalam penyelidikan.