Ayah Hokky Caraka soal Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia: Kecewa, Sedih, Marah

30 Maret 2023 14:49 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ribut Budi Suryono, ayah dari juru gedor Timnas U-20 Hokky Caraka, di rumahnya di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Kamis (30/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ribut Budi Suryono, ayah dari juru gedor Timnas U-20 Hokky Caraka, di rumahnya di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul, Kamis (30/3/2023). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
FIFA mengumumkan Piala Dunia U-20 batal digelar di Indonesia. Kekecewaan tak hanya menyelimuti penggawa Timnas U-20, tetapi juga orang tua para pemain.
ADVERTISEMENT
Kecewa dan sedih dirasakan pula Ribut Budi Suryono, ayah dari juru gedor Timnas U-20 Hokky Caraka, yang beralamat di Kecamatan Ponjong, Kabupaten Gunungkidul.
"Perasaan kami sangat kecewa, sedih, kalau boleh dibilang sangat marah, karena persiapan ini untuk menjadi salah satu pemain di dalam timnas U-20 ini membutuhkan waktu dan proses yang sangat panjang," kata Ribut kepada wartawan di Gunungkidul, Kamis (30/3).
Untuk mencapai level Timnas U-20 butuh banyak pengorbanan mulai dari sekolah hingga jauh dari orang tua. Namun, salah satu mimpi untuk mengharumkan nama bangsa gugur sebelum waktunya.
Ribut sudah memiliki prasangka Indonesia akan gagal jadi tuan rumah ketika drawing dibatalkan. Sejak saat itu dia selalu rajin memantau media massa.
ADVERTISEMENT
"Saya pantau media. Karena mau tidak mau saya harus motivasi anak saya. Menetralisir kekecewaan anak saya," cerita Ribut.

Harus Kembali Membangun Mimpi

Ternyata apa yang dikhawatirkan Ribut benar terjadi. Gelaran Piala Dunia U-20 batal di Indonesia. Padahal menurut Ribut, secara pribadi Hokky ingin menunjukkan potensinya di panggung akbar dan dilirik klub-klub terbaik dunia.
Mau tak mau, atas kejadian ini, para Garuda Muda harus kembali menyusun mimpinya.
Pesepak bola Timnas Indonesia U-20 Hokky Caraka berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Timnas Fiji U-20 dalam pertandingan uji coba internasional U-20 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Jumat (17/2/2023). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
"Tetapi kembali lagi karena kejadian ini, mimpi itu harus kita bangun lagi. Mau nggak mau anak saya, anak-anak kawan-kawan di Timnas U20 ini harus bangun dan bermimpi kembali," katanya.
"Membangun cita-cita kembali insyallah dengan kejadian ini akan ada jalan yang terbaik untuk anak-anak Timnas U-20," bebernya.
ADVERTISEMENT
Ribut tak menampik para pemain kecewa. Dia mengatakan hal ini mungkin tak dirasakan mereka-mereka yang tak berkecimpung di sepak bola.
"(Pemain) sangat kecewa, sangat sedih, sangat frustrasi malahan," ujarnya.
"Mereka yang tidak pernah berkecimpung dalam hal sepak bola akan sangat enteng dan mudah mengatakan ini hanya sepakbola, tidak ada sepak bola Indonesia tidak kiamat, dan lain sebagainya. Hanya anak-anak hanya bocah cilik dan lain sebagainya," ujarnya.

Kekhawatiran Orang Tua

Untuk bisa masuk Timnas butuh usaha yang keras. Hokky sendiri telah mulai berkecimpung di sepak bola sejak usia 10 tahun. Dia harus membagi waktu antara sekolah dan menimba ilmu di sekolah sepak bola (SSB).
Orang tua pun khawatir apabila ada sanksi dari FIFA dan akan menghambat karier internasional pemain.
ADVERTISEMENT
"Andai kata indonesia ini kena sanksi FIFA yang tentunya pemain-pemain ini tidak punya jenjang skala internasional maupun global. Dia yang sudah punya klub hanya bisa bermain klub lokal negara saja tidak bisa main keluar Indonesia," ujarnya.
Sementara soal mental dan psikis, Ribut yakin para pemain sudah siap. Mereka selama ini tak hanya ditempa secara fisik saja tetapi mental.
"Hujatan makian dan ini bullyan setiap hari mereka makan tapi mereka tetap kuat dan alhamdulillah kemarin AFC sebenarnya peluang lolosnya besar cuma karena kita kurang full pemain berada di posisi 3 itu," katanya.

Pesan untuk Tokoh Negeri

Dia berpesan kepada para tokoh petinggi negeri ini agar melepaskan ego pribadi dan kelompok. Mari perhatikan anak-anak sepak bola yang memiliki mimpi dan masa depan di sana.
ADVERTISEMENT

Komunikasi dengan Hokky

Semalam Ribut sempat berkomunikasi dengan Hokky. Dia memberikan semangat kepada pemain PSS Sleman itu. Saat itu, Hokky sempat minta izin liburan ke Medan.
Namun, Ribut meminta liburan ditunda hingga setelah Lebaran. Hal ini agar Hokky tetap siap apabila klub membutuhkan jasanya.
"Ini kan kompetisi masih berjalan untuk liga, takutnya kamu masih dibutuhkan PSS kalau liburan setelah lebaran piye? Nanti liburan setelah lebaran takutnya ini masih ada sisa laga 3 kali laga takutnya kamu masih diperlukan," kata Ribut malam itu.
Kepada sang putra, Ribut berpesan agar tak kecewa berlarut-larut. Kecewa boleh tapi jangan berkepanjangan.
"Sampai di grup (WA keluarga) apa yang kamu mau katakan katakan. Misuh semarem-maremmu (sepuasmu) di grup. Padahal saya nggak pernah ngajarin anak saya misuh dan anak saya enggak pernah misuh-misuh," ujarnya.
ADVERTISEMENT