Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Ayah Tiri di Sumenep Cabuli-Perkosa Anak, Ancam Bunuh Korban
26 Februari 2025 19:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Samli (43 tahun), seorang pria asal Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, tega mencabuli anak tirinya yang masih berusia 12 tahun. Aksi bejat itu dilakukan selama 2 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti, mengatakan aksi pencabulan itu pertama kali dilakukan pada tahun 2023 di dalam kamar korban.
"Tersangka S yang merupakan orang tua tiri dari korban, dikarenakan saat itu ibu korban sedang berada di warung miliknya sehingga tersangka melakukan persetubuhan dan pencabulan kepada korban," kata Widiarti, Rabu (26/2).
Widiarti menyampaikan, perbuatan pencabulan itu dilakukan berkali-kali sejak 2023 hingga 2025.
Selama melakukan perbuatan bejat itu, Samli mengiming-imingi uang dan mengancam korban akan dibunuh jika melapor ke ibunya.
"Tersangka menjanjikan uang kepada korban sebesar Rp 50 ribu dan tersangka mengancam akan membunuh korban jika korban melaporkan persetubuhan dan pencabulan yang dialami korban kepada ibunya," ucapnya.
Akhirnya, aksi Samli itu diketahui oleh ibu korban yang berinisial A (47 tahun) dan dilaporkan ke Polres Sumenep dengan nomor polisi LP/B/91/II/2025/SPKT/POLRES SUMENEP/POLDA JAWA TIMUR, tertanggal 17 Februari 2025.
ADVERTISEMENT
Polisi menangkap Samli pada Senin (24/2) sekitar pukul 22.30 WIB di wilayah Malang.
"Melakukan upaya penangkapan di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang dan menyita barang bukti satu buah Handphone warna hitam milik tersangka," terangnya.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat dengan Pasal 81 Ayat (3,(2),(1); Pasal 82 Ayat (2),(1) UU RI No. 17 Tahun 2016 tentang perubahan UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang perlindungan anak.
"Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 76D dipidana dengan pidana penjara paling singkat lima tahun dan paling lama lima belas tahun dan denda paling banyak Rp 5 miliar," jelasnya.
"Dan serta dalam hal tindak pidana sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh orang tua, wali, pengasuh anak, pendidik, atau tenaga kependidikan, maka pidananya ditambah 1/3 (sepertiga) dari ancaman pidana sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)," lanjutnya.
ADVERTISEMENT