Ayo Dukung Gunung Krakatau di Semifinal Volcano Cup 2018

1 Maret 2018 13:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Litografi letusan Gunung Krakatau tahun 1883 (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Litografi letusan Gunung Krakatau tahun 1883 (Foto: Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Ahli vulkanologi Selandia Baru, Dr Janine Krippner, mengadakan "kompetisi" Volcano Cup 2018 di Twitter. Gunung Krakatau melaju ke semifinal. Salah satu gunung berapi di Indonesia itu kini berhadapan dengan Gunung Etna di Italia untuk memastikan satu tiket di babak final.
ADVERTISEMENT
Satu tempat di final lainnya telah dipastikan oleh Gunung Taupo, Selandia Baru, setelah mengungguli Gunung Teide, Kepulauan Canaria, Spanyol.
Dr Janine Krippner, inisiator "hajatan" ini saat ini aktif di Concord University, Amerika Serikat. Ia juga dikenal sebagai salah satu ahli yang fokus meneliti soal Gunung Agung di Bali. Dalam beberapa kesempatan, ia pernah menjelaskan mengenai aktivitas seisme Gunung Agung di berbagai media luar negeri, seperti BBC.
Dr Janine Krippner memiliki pengikut sebanyak 12,2 ribu di Twitter.
"Langkah" gunung berapi dari berbagai negara di Volcano Cup 2018 ditentukan melalui voting yang dilakukan di akun Twitter Dr Krippner @janinekrippner. Warganet dari berbagai penjuru dunia bisa memberikan pilihannya di sana.
ADVERTISEMENT
Sementara ini, Gunung Krakatau masih unggul atas Gunung Etna. Hingga pukul 13.00 WIB, Gunung Krakatau memperoleh 70 persen dari 1.842 dari suara yang masuk. Tersisa delapan jam sebelum voting ditutup.
Volcano Cup 2018 memang bukan ajang resmi dari asosiasi vulkanologi internasional. Namun, ajang ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap aktivitas vulkanik, kerusakan, risiko, dan kesiapan secara global.
Volcano Cup 2018 juga dijadikan sarana edukasi bagi masyarakat soal gunung berapi. Berbagai fakta ditampilkan untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang gunung berapi. Masyarakat dapat mengetahui sejarah hingga fakta-fakta ilmiah terkait letusan beberapa gunung yang mengikuti ajang ini.
ADVERTISEMENT
Gunung Krakatau
Tentang Krakatau, gunung api ini pernah meletus dahsyat tahun 1883. Letusannya hampir menghancurkan seluruh bagian gunung.
Letusan Krakatau disebut sebagai letusan terbesar kedua di Indonesia sepanjang sejarah karena menyebabkan lebih dari 36.000 kematian. Kebanyakan dari korban meninggal lantaran sapuan gelombang tsunami yang menerjang pantai Sumatera dan Jawa.
Selain itu, letusan Gunung Krakatau kala itu juga disebut sebagai letusan yang terdengar paling kencang. Bunyinya bahkan terdengar hingga Australia.
Tak hanya itu, abu letusan Gunung Krakatau juga sampai di daratan Eropa. Setelah meletus, penampakan bulan menjadi kebiruan dalam kurun beberapa tahun. Suasana langit gelap Eropa menjadi inspirasi lukisan The Scream yang terkenal.
Gunung Etna
Sementara, soal Gunung Etna yang menjadi lawan Gunung Krakatau kali ini merupakan gunung api terbesar di Italia. Gunung yang berada di Pulau Sisilia ini juga didaulat menjadi salah satu gunung api teraktif di dunia lantaran hampir setiap saat meletus.
ADVERTISEMENT
Letusan paling dahsyat Gunung Etna terjadi pada 1669. Letusan ini dianggap sebagai momen yang paling merusak. Kurang lebih 1.500 orang Catania meninggal dunia akibat gempa bumi yang berporos di bagian bawah.
Dukungan untuk Krakatau
Gunung Krakatau melaju ke babak semifinal setelah unggul dari beberapa gunung berapi lain. Di fase knockouts Gunung Krakatau mengungguli 3 gunung berapi Indonesia lainnya, Gunung Agung, Gunung Toba, dan Gunung Merapi.
Setelah itu, Gunung Krakatau lolos dari tahap round 1 setelah mengalahkan Gunung Pinatubo, Gunung Yesuf, dan Gunung Hunga Tonga-Hunga Ha'apai. Laju Gunung Krakatau kemudian berlanjut ke perempatfinal. Kala itu Krakatau berhasil menyingkirkan Gunung Fuego di Guetamala.
Kini, Gunung Krakatau membutuhkan dukungan dari segenap masyarakat Indonesia. Mari vote Gunung Krakatau di @janinekrippner.
ADVERTISEMENT