Azerbaijan-Armenia Langgar Gencatan Senjata, Korban Sipil kembali Berjatuhan

11 Oktober 2020 18:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi bangunan yang rusak akibat konflik militer di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri, di Stepanakert, Kamis (8/10). Foto: Hayk Baghdasaryan/Photolure via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi bangunan yang rusak akibat konflik militer di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri, di Stepanakert, Kamis (8/10). Foto: Hayk Baghdasaryan/Photolure via REUTERS
ADVERTISEMENT
Gencatan senjata antara Azerbaijan dan Armenia telah disepakati pada Sabtu (10/10). Namun kedua belah pihak saling menuduh melakukan pelanggaran gencatan senjata yang menyebabkan korban sipil berjatuhan.
ADVERTISEMENT
Mengutip Reuters, pada Minggu (11/10) Azerbaijan menuduh Armenia menembaki daerah pemukiman di Kota Ganja, pada dini hari yang menghancurkan sebuah bangunan apartemen.
Kantor Kejaksaan Agung Azeri mengatakan 5 orang tewas dan 28 luka-luka akibat serangan itu. Azerbaijan menuduh Armenia melanggar norma-norma Konvensi Jenewa tentang perlindungan warga sipil.
Namun Kementerian Pertahanan Armenia menyebut tuduhan Azeri sebagai "kebohongan yang mutlak" dan menuduh Azerbaijan terus menyerang daerah di Karabakh, termasuk Kota Stepanakert.
Sejumlah rumah yang rusak akibat penembakan selama konflik militer di wilayah Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri, di Stepanakert, Kamis (8/10). Foto: Hayk Baghdasaryan/Photolure via REUTERS
Seorang fotografer Reuters di Ganja melihat petugas penyelamat membawa satu orang meninggal dunia dari reruntuhan gedung apartemen pada Minggu pagi.
Bangunan apartemen itu hampir rata, petugas menggunakan ekskavator untuk membersihkan puing-puing reruntuhan. Sementara itu bangunan dan mobil di sekitarnya juga rusak parah.
ADVERTISEMENT
Azerbaijan menuduh Armenia juga meluncurkan serangan roket yang gagal ke pembangkit listrik tenaga air Azeri di Mingachevir. Namun pasukan etnis Armenia di Karabakh membantah pernyataan tersebut.
Arayik Harutyunyan, Presiden Nagorno-Karabakh, mengatakan saat ini situasi cenderung aman terkendali. Namun, Menteri Pertahanan Azerbaijan melaporkan penyerangan terus terjadi di selatan negara sengketa tersebut
Pertempuran baru dalam konflik yang telah berlangsung puluhan tahun telah menimbulkan kekhawatiran dunia akan terjadinya perang yang lebih luas. Karena Turki merupakan sekutu dekat Azerbaijan, dan Rusia, yang memiliki pakta pertahanan dengan Armenia.
Bentrokan juga meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan jaringan pipa yang membawa minyak dan gas Azeri ke Eropa.
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Sputnik/Aleksey Nikolskyi/Kremlin via REUTERS
Sebelumnya Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov melakukan mediasi dua negara pecahan Uni Soviet tersebut. Negosiasi berlangsung selama lebih dari 10 jam pada Jumat hingga Sabtu, kedua negara sepakat melakukan gencatan senjata.
ADVERTISEMENT
Gencatan senjata, yang dicapai setelah pembicaraan maraton di Moskow yang didukung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, dimaksudkan untuk menghentikan pertempuran pasukan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh dan pasukan Azeri.
Pertemuan di Moskow adalah kontak diplomatik pertama antara kedua negara sejak perang pada 27 September lalu yag menewaskan ratusan orang.
Hubungan Armenia dan Azerbaijan memanas sejak 1991. Hal ini lantaran dukungan Armenia terhadap kemerdekaan Nagorno-Karabakh dari Azerbaijan.
Secara geografis, Nagorno-Karabakh masuk Azerbaijan, tapi penduduknya mayoritas dari etnis Armenia.