Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Babak Baru Kasus Polisi Tembak Siswa di Semarang: Mencuat Dugaan Intervensi
3 Desember 2024 8:31 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Kasus tewasnya GRO (17) setelah ditembak oleh Aipda Robig di Jalan Candi Penataran Raya, Kelurahan Kalipancur, Kecamatan Ngaliyan, pada Minggu (24/11) dini hari, memasuki babak baru. Hal tersebut usai pihak keluarga mengungkap adanya dugaan intervensi.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus ini, GRO disebut merupakan salah satu pelaku tawuran dan polisi yang membubarkannya diserang. Itu mendasari penembakan yang dilakukan.
Namun pihak keluarga korban menolak pernyataan tersebut. Termasuk dari Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar yang menyebut GRO sebagai kreak atau gangster. Menurut kerabat, GRO tidak pernah menunjukkan adanya tanda-tanda mengarah ke hal tersebut.
"Soalnya kan anaknya kan pendiam. Di rumah kan tidak ada atribut atau beberapa macam ornamen yang bisa dikaitkan dengan gangster. Misal kaus, slayer, ataupun senjata tajam. Itu enggak ada sama sekali," kata kerabat korban.
Lantas seperti apa dugaan intervensi yang muncul?
Pakde GRO, Agung, mengungkap sehari setelah korban dimakamkan, sejumlah anggota polisi termasuk Kapolrestabes Semarang dan seorang wartawan mendatangi rumah duka di Kembangarum, Semarang Barat.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, mereka meminta agar pihak keluarga mau membuat video pernyataan sudah ikhlas menerima peristiwa ini.
"Saya diminta dari wartawan itu untuk memberikan membuat video pernyataan mewakili keluarga bahwa keluarga ikhlas atas kejadian ini dan tidak akan memperbesar masalah ini. Pak Kapolrestabes juga bilang ya seperti itu," ujar Agung saat ditemui wartawan, Senin (2/12).
Namun, pihak keluarga menolak permintaan tersebut lantaran proses hukum dan kronologi kematian siswa anggota Paskibra itu masih belum jelas dan dinilai janggal.
"Saya ndak mau kalau harus buat pernyataan seperti itu, saya kan belum tahu karena prosesnya masih berjalan," jelas dia.
Keluarga juga kecewa dengan pernyataan Kapolrestabes Semarang yang menyebut GRO sebagai kreak atau gangster.
ADVERTISEMENT
"Kita kecewa sekali karena proses penyelidikan masih berjalan dan baru satu hari kok sudah membuat statement yang mengeklaim korban itu sebagai anggota gangster. Itu jauh dari kepribadian dari Gama, hari itu (Sabtu 23 November 2024) Gama latihan Paskibra sampai sore, kemudian malamnya pamit sama neneknya mau latihan pencak sikat," kata Agung.
Respons Kapolrestabes Semarang
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar merespons dugaan tersebut. Namun, dia menegaskan saat ini pihaknya fokus kepada penanganan kasus di tingkat penyidikan.
"Fokus ke penanganan penyidikannya aja. Yang pasti case excessive action-nya (tindakan berlebihan) sudah ditangani," kata Irwan
Sementara terpisah, Polda Jawa Tengah mengaku belum mendapat informasi soal kabar tersebut.
"Nanti kita lihat perkembangan penyidikan, saya belum bisa menyampaikan karena saya belum cek," ujar Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto, Senin (2/12).
ADVERTISEMENT
Kemudian saat ditanya apakah intervensi semacam itu memang diperbolehkan, Artanto kembali mengatakan bahwa itu harus dilakukan pengecekan lagi.
"Kita harus cek dulu, informasi (intervensi) ini harus kita cek," jelas dia.
Menteri HAM: GRO Siswa Baik
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai buka suara soal kasus ini. Ia mengatakan, GRO adalah siswa yang baik. Ia menyebut korban bukan termasuk kelompok gangster.
"Staf saya sudah laporkan ke saya dan siswa yang ditembak itu bukan kelompok [tawuran] ya, siswa yang baik," kata Pigai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/12).
Pigai kembali ditanya apakah benar GRO bukan dari kelompok tawuran. Namun, ia belum bisa banyak berkomentar.
"Kalau enggak salah laporan yang masuk ke saya, belum... dan kita percaya saja bahwa proses ini harus diselesaikan karena menyangkut keadilan masyarakat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Saya kan tidak menangani kasus, kementerian kami ini tidak ada hubungannya dengan urusan-urusan di pengadilan. Tugas kami menteri eksekutif," sambungnya.
Aipda Robig Negatif Narkoba-Miras
Saat ini, kasus penembakan tersebut tengah diproses. Salah satunya terkait dengan dugaan penggunaan zat adiktif seperti narkoba. Dari hasil pemeriksaan, Polda Jateng memastikan Aipda Robig Zainudin tidak dalam pengaruh narkoba atau minuman keras saat menembak GRO.
"Saya yakinkan nihil (mabuk), narkoba nihil, hasil tes darah nihil," kata Kombes Pol Artanto di Polda Jateng, Senin (2/12).