Babak Baru Kasus Tewasnya Bocah 11 Tahun usai Dipaksa Setubuhi Kucing

23 Juli 2022 8:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kucing. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kucing. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bocah berusia 11 tahun di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, meninggal dunia pada Minggu (17/7). Ia meninggal akibat depresi usai dipaksa rekan sebayanya menyetubuhi kucing.
ADVERTISEMENT
Kabar ini terungkap dari Manajer Program Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jabar Diana Wati. Diana menyatakan, mereka sudah menerima informasi mengenai kasus itu.
"Si anak sebelum terjadi perundungan itu dan sebelum terjadi proses meninggal, si anak itu dikenai kekerasan dulu, ya, perundungan oleh teman-temannya begitu sampai ke arah si anak diminta untuk melakukan hubungan seksual ke binatang," kata dia.
Diana mengatakan anak itu mengalami depresi setelah dipaksa oleh rekan sebayanya untuk menyetubuhi kucing. Kemudian, momen ketika anak itu menyetubuhi kucing disebar oleh para terduga pelaku di media sosial.
Anak itu mengalami trauma dan depresi hingga meninggal dunia.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo saat memberi keterangan terkait penanganan kasus Habib Bahar bin Smith di Mapolda Jabar, Bandung pada Rabu (5/1). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan

Polisi Periksa 15 Saksi

Polda Jabar mulai melakukan penyelidikan untuk memperjelas peristiwa yang menimpa bocah malang itu.
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Ibrahim Tompo mengatakan, pihaknya sudah memintai keterangan 15 saksi.
"Kita sudah melakukan pemeriksaan kurang lebih sekitar 15 orang untuk dimintai keterangan," kata Ibrahim.
15 saksi yang dimintai keterangan itu, kata Ibrahim, termasuk keluarga korban serta orang-orang yang diduga ada di tempat kejadian ketika bocah itu diduga mengalami perundungan.
"Kita lakukan pendalaman untuk menyelidiki atau melakukan klarifikasi untuk bisa memperjelas peristiwa atau kejadian tersebut," ujar dia.
Usai meminta keterangan, kata Ibrahim, pihaknya kemudian bakal menentukan ada atau tidaknya unsur pidana dalam kasus itu. Lalu, akan ditentukan pula orang yang bertanggung jawab apabila didapati adanya suatu tindak pidana.

Bocah Meninggal usai Dirundung dan Setubuhi Kucing, Pelaku 4 Temannya di Kampung

KPAI Kabupaten Tasikmalaya, Jabar, membeberkan kasus perundungan yang dialami anak laki-laki berumur 11 tahun yang kemudian meninggal dunia diduga akibat depresi.
ADVERTISEMENT
Ketua KPAI Kabupaten Tasikmalaya Ato Rianto mengatakan, peristiwa perundungan terjadi sekitar akhir Juni lalu. Korban yang duduk di kelas 5 sekolah dasar, saat itu sedang bersama teman sebayanya.
"Korban diduga dipaksa sama teman-teman mainnya untuk melakukan persetubuhan dengan kucing. Kemudian aksi itu direkam dan setelah itu disebarluaskan melalui WhatsApp ke tetangga dan teman-temannya," ujar Ato.
Empat orang diduga sebagai pelaku perundungan. Mereka adalah teman sepermainan satu desa dengan korban. Perundungan itu terjadi di desa tempat mereka tinggal. Salah seorang pelaku disebut duduk di bangku sekolah menengah pertama, sisanya pelajar sekolah dasar.
Video persetubuhan korban dengan binatang yang tersebar, diduga menyebabkan ia depresi berat. Korban kemudian sempat dilarikan ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
"Jumat (15/7) itu anak dibawa ke rumah sakit karena sudah tidak bisa masuk lagi asupan makanan. Sempat dibawa pulang untuk observasi, kemudian hari Sabtu dibawa lagi ke rumah sakit dan kemudian ananda korban, Minggu malamnya dinyatakan meninggal dunia," katanya.
Korban kemudian dimakamkan Senin pagi oleh keluarga. KPAI yang mengetahui peristiwa itu, melakukan investigasi dengan menemui keluarga korban.
Ilustrasi kucing jalanan. Foto: Shutter Stock

KPAI Tasik Amankan Keluarga Korban dan Pelaku Perundungan

KPAI Kabupaten Tasikmalaya telah mengamankan keluarga pelaku dan keluarga korban yang meninggal dunia akibat diduga depresi usai dirundung hingga dipaksa menyetubuhi kucing.
"Keluarga korban kita evakuasi dan tinggal di rumah aman KPAI Kabupaten Tasik. Kemudian keluarga terduga pelaku dan anak-anak juga diamankan di rumah aman P2TP2A Kabupaten Tasik," kata Ato.
ADVERTISEMENT
Ato mengatakan, kedua pihak keluarga sengaja diamankan karena mereka mengalami kondisi kesehatan psikis yang menurun.
"Kita hari ini akan berkonsentrasi ke pemulihan kondisi psikis baik korban maupun terduga pelaku. Kami amankan keluarga korban dan pelaku tujuannya adalah trauma healing dan memudahkan proses hukum agar lebih lancar," ujarnya.
Ilustrasi mayat. Foto: Shutterstock

Diagnosis RS soal Anak di Tasik Meninggal Usai Setubuhi Kucing

Korban sempat dirawat di Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama. Kabid Pelayanan RS SMC Adi Widodo menjelaskan soal diagnosis anak tersebut.
"Kondisi pasien datang pada 16 Juli 2022 sekitar pukul 19.00 WIB. Pasien datang dalam kondisi penurunan kesadaran," ujar Adi.
Adi mengatakan, berdasarkan informasi orang tuanya, anak itu sudah mengalami penurunan kesadaran sejak satu hari sebelum masuk rumah sakit.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada demam sudah satu minggu dan kondisi lemah tidak bisa makan minum akibat pengakuan keluarga," kata Adi.
Secara medis, kata Adi, penyebab kematian hasil diagnosis akhir ada komplikasi dari demam tifoid yang menyerang ke otak.
"Neuropati tapi masih suspek. Terkait kondisi mentalnya suspek episode depresif tapi belum bisa dilanjuti karena pasien belum bisa ditanya oleh dokter spesialis jiwa," ujar dia.
Adi mengatakan hal itu mungkin karena gangguan kejiwaan, bisa dari faktor eksternal maupun internal.
"Bisa dari penyakit organik karena ada demam tifoid juga, bisa menyebabkan gangguan kesadaran atau mentalnya. Sementara pengakuan keluarga katanya ada perundungan. Ketika terjadi gangguan kejiwaan, pasien mengalami penurunan daya tahan atau imun. Itu ditambah tak ada masukan makanan dan minuman," kata dia.
ADVERTISEMENT