Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dari data PT Jasa Raharja, dalam kecelakaan tersebut 20 orang menjadi korban. Rinciannya 1 meninggal dunia dan 19 orang lainnya mengalami luka-luka.
Direktur Utama PT Jasa Raharja Rivan A. Purwantono dalam keterangannya mengatakan korban luka-luka dirawat di dua rumah sakit, yaitu di RS Mutiara Bunda dan RS Bhakti Asih.
Sementara korban yang meninggal berada di RS Bhakti Asih. Rivan mengkonfirmasi korban ialah Muhammad Singgih Adika (23), anak bungsu Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Kejagung Dr Amir Yanto.
"Benar, korban adalah anak Bapak Jamintel. Kami sudah menghubungi keluarganya,” kata Rivan kepada kumparan, Minggu (18/9).
Polisi Selidiki Pembakaran Rumput Penyebab Kecelakaan
Polisi masih menyelidiki penyebab pasti kecelakaan beruntun yang melibatkan 13 kendaraan di Tol Pejagan KM 253 dan menewaskan M Singgih Adika, putra Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel) Dr Amir Yanto. Dugaan sementara kecelakaan terjadi akibat adanya asap hasil pembakaran rumput.
ADVERTISEMENT
Dirlantas Polda Jateng Kombes Pol Agus Suryonugroho mengatakan, pihaknya masih menyelidiki apakah rumput itu sengaja dibakar atau terbakar.
"Dari 13 kendaraan kita lakukan penyelidikan. Sementara kita dalami apakah itu dibakar atau terbakar, nanti kita akan koordinasikan dengan reserse," ujar Agus di Mapolda Jateng, Senin (19/9).
Ia menjelaskan, sejauh ini pihaknya belum menetapkan tersangka dalam insiden yang menewaskan satu orang ini. Namun, polisi akan terus mengusut hingga tuntas.
"Belum ada (tersangka) karena masih proses penyelidikan karena mens reanya masih kita lakukan penyelidikan apakah terbakar atau dibakar. Ini tidak ada hubungannya dengan laka tapi akibat dari pembakaran itu adalah terjadinya kecelakaan itu," jelas dia.
Pihaknya juga telah memanggil pengelola jalan tol terkait kasus ini. Ia menegaskan, harus ada perbaikan pada pelayanan di jalan tol.
Awal Mula Kecelakaan Beruntun 13 Mobil di Tol Pejagan
Kapolres Brebes AKBP Faisal Febrianto mengatakan, kecelakaan itu bermula saat sopir mobil Toyota Fortuner melakukan pengereman mendadak lantaran pandangannya terhalang asap tebal dari pembakaran rumput yang berada di samping jalan tol. Saat itu Fortuner melaju dengan kecepatan 70-80 km/jam.
ADVERTISEMENT
"Pada saat Fortuner melewati KM 253 itu pandangan pengemudi terhalang oleh asap. Mobil lalu melakukan pengereman karena tidak bisa melihat jarak. Mobil yang di belakang tidak bisa melakukan pengereman, lalu tertabrak," ujar Faisal di Mapolda Jateng, Semarang, Senin (19/9).
Faisal memastikan hanya ada satu korban meninggal dunia dalam insiden ini. Sementara belasan orang lainnya mengalami luka ringan.
"Yang meninggal di TKP satu orang, jenazah sudah diambil pukul 01.00 hari ini. Yang lainnya mengalami luka ringan. Seluruhnya WNI," jelas Faisal.
BPJT Tunggu Penyelidikan Polisi soal Kelalaian Petugas
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit turut angkat bicara terkait kecelakaan ini. Pihaknya masih menunggu soal apakah ada kelalaian dari petugas Tol dalam insiden kecelakaan ini.
ADVERTISEMENT
"Saya belum tahu [apakah ada kelalaian petugas Tol]. Kita nunggu hasil penyelidikan kepolisian," kata Danang ditemui di Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (19/9/2022).
Danang enggan berkesimpulan terkait kasus kecelakaan ini. Sebab, penyelidikan masing berlangsung.
"Ini proses masih pendalaman jadi kita tidak bisa membuat kesimpulan yang lebih dulu dari situasi yang kita hadapi," jelasnya.
Sejauh ini Danang mengaku belum tahu apakah kebakaran itu terjadi karena ada warga yang membakar rumput atau ada penyebab lainnya.
Di sisi lain, BPJT pun menyampaikan duka mendalam atas musibah ini. Terlebih pada korban meninggal dunia.
"Kita sendiri menyampaikan duka yang sangat mendalam terhadap korban meninggal maupun luka-luka," jelasnya.
Cegah Kecelakaan Beruntun di Tol, BPJT Akui Butuh Kamera Canggih
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menjelaskan bahwa ke depan diperlukan pengawasan yang bagus. Salah satunya dengan mengandalkan kamera canggih, bukan hanya manusia.
ADVERTISEMENT
"Makanya dibutuhkan surveilans jalan tol, kan panjang-panjang banget itu. Pejagan-Pemalang itu puluhan kilo juga," katanya.
"Ke depan sistem surveilans kita harus lebih bagus lagi. Tidak hanya mengandalkan petugas yang bolak-balik tapi juga sistem kamera yang cerdas untuk bisa memberikan early warning," jelas Danang.
Di sisi lain, perlu juga edukasi kepada masyarakat agar kawasan di luar ruang milik jalan tol terjaga baik. Meski begitu, Danang sendiri belum mengetahui pasti apa penyebab kebakaran rumput dalam kecelakaan kemarin.
"Yang jelas kita selalu memberikan edukasi ke masyarakat supaya kawasan yang di luar terutama di luar pagar atau di luar ruang milik jalan tol itu betul-betul terjaga dengan baik ya. Saya kira posisinya seperti itu," katanya.
ADVERTISEMENT
"Kami juga menyampaikan duka yang sangat mendalam terhadap korban meninggal maupun luka-luka dan kita selalu menjaga supaya tidak terjadi lagi dengan sistem surveilans yang lebih bagus sehingga kita bisa mendeteksi yang terjadi di luar wilayah ruang milik jalan tol itu lebih baik lagi," pungkasnya.
PUPR Akan Beri Sanksi ke BUJT Buntut Kecelakaan Beruntun di Tol Pejagan
ADVERTISEMENT
Kementerian PUPR akan memberikan sanksi ke Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) buntut kecelakaan beruntun di ruas Tol Pejagan-Pemalang akibat asap tebal pembakaran lahan.
"Mengenai sanksi ke BUJT bahwa kita masih menunggu tim kita laporannya seperti apa, apakah itu memberikan apakah itu teguran, atau sanksi lain sehingga sesuai dengan perjanjian yang ada," ujar Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian saat jumpa pers di kantornya, Senin (19/9).
ADVERTISEMENT
Selain itu, lanjut Hedy, pihaknya juga masih menunggu hasil penyelidikan polisi dan KNKT guna menentukan pemberian sanksi tersebut.
"Kita masih menunggu laporan dari pihak-pihak lain yang juga dari pihak kepolisian dan KNKT, yang jelas kita masih menunggu," tambah dia.