Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Penyerangan tentara Israel ke Masjid Al-Aqsa berlanjut di hari kedua, Rabu (5/4). Kekerasan pecah tepat di bulan suci Ramadhan dan malam Paskah Yahudi.
ADVERTISEMENT
Pada malam kedua ini, polisi Israel mencoba mengusir jemaah Palestina yang sedang iktikaf dengan melepaskan tembakan peluru karet dan gas air mata. Aksi itu lalu dibalas oleh jemaah Palestina dengan lemparan berbagai objek.
"Polisi masuk ke dalam masjid sebelum salat berakhir," kata badan pengelola Masjid Al-Aqsa, Waqf, seperti dikutip dari Reuters.
Akibat kejadian ini, enam jemaah Palestina terluka.
Dalam pernyataannya, polisi Israel menyebut tindakan mereka dilakukan karena jemaah Palestina melanggar aturan. "Aksi kami untuk memulihkan keamanan, hukum, dan ketertiban," ujar Kepolisian Israel seperti dikutip dari Associated Press.
Kelompok milisi ekstrem Palestina memperingkatkan akan ada konfrontasi lanjutan melawan Israel. Namun otoritas Palestina memastikan mereka sudah menghubungi Mesir, Yordania, Amerika Serikat, dan PBB untuk membantu menenangkan situasi.
ADVERTISEMENT
Meski, juru bicara Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh, mengatakan tindakan Israel telah mencemari upaya Amerika Serikat (AS) menenangkan situasi. Sebelumnya AS meminta pihak Israel dan Palestina menurunkan tensi.
Buntut lain dari penyerangan ini adalah bentroknya etnis Arab di Kota Umm al-Fahm dengan polisi Israel. Apa yang terjadi di Al-Aqsa, memicu warga Israel keturunan Arab bertindak dan turun ke jalan demi memprotes aksi kekerasan itu.
Keterangan kepolisian, beberapa demonstran melempari mereka dengan batu. Tindakan itu direspons dengan mengerahkan aparat untuk membubarkan demo.
Sementara itu, sejumlah foto yang diunggah ke media sosial memperlihatkan massa membakar ban di jalanan.
Duduk Perkara Penyerangan
Awal pekan ini, ada seruan dari kelompok Yahudi garis keras yang berencana melakukan kurban Paskah di kompleks Masjid Al-Aqsa. Rencana itu lalu dibubarkan oleh polisi Israel.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, ratusan jemaah di dalam Masjid Al-Aqsa enggan keluar setelah salat Tarawih. Sementara, otoritas Israel membatasi aktivitas di Masjid Al-Aqsa hanya sampai jam 9 malam atau setelah salat Tarawih usai, kecuali di 10 malam terakhir Ramadhan.
Sementara itu, pasukan Israel mengaku mendapat laporan ada beberapa pemuda bermasker yang membawa kembang api, tongkat, hingga batu ke dalam masjid. Mereka dianggap berbahaya karena mencaci maki pasukan Israel dan mengunci pintu.
Di sinilah kekerasan bermula. Pasukan keamanan Israel mendobrak pintu, merangsek masuk, dan mulai menyerang.
“Setelah upaya yang panjang dan berulang-ulang untuk mengeluarkan mereka dengan cara berbicara namun tidak berhasil, pasukan polisi terpaksa masuk ke dalam kompleks,” jelas laporan kepolisian Israel.
Imbas dari bentrokan itu, setidaknya 50 orang terluka. Polisi Israel juga mengaku menangkap total 450 orang. Menurut pengacara yang mewakili beberapa warga Palestina di sana, Khaled Zabarqa, sebagian besar warganya yang ditangkap telah dibebaskan dari tahanan sore harinya.
ADVERTISEMENT
Namun, Zabarqa mengatakan sekitar 50 warga Palestina—banyak dari mereka yang berasal dari Tepi Barat, masih ditahan dan harus menghadiri sidang di pengadilan militer Ofer pada Jumat (7/4) pekan ini.