Babak Baru Perseteruan Trump dan Harvard: Kampus Dilarang Terima Mahasiswa Asing

17 April 2025 13:53 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para demonstran berkumpul di Cambridge Common menyerukan kepada pimpinan Harvard untuk menolak campur tangan pemerintah federal terhadap universitas tersebut di Cambridge, Massachusett, AS (12/4/2025). Foto: Nicholas Pfosi/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Para demonstran berkumpul di Cambridge Common menyerukan kepada pimpinan Harvard untuk menolak campur tangan pemerintah federal terhadap universitas tersebut di Cambridge, Massachusett, AS (12/4/2025). Foto: Nicholas Pfosi/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan Universitas Harvard tidak diperbolehkan menerima mahasiswa asing jika tidak menuruti tuntutan yang diberikan pemerintahan Trump.
ADVERTISEMENT
Salah satu tuntutannya adalah meminta universitas membagikan informasi mahasiswa pemegang visa.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem pada Rabu (16/4) mengumumkan penghentian dua hibah untuk Harvard yang totalnya mencapai lebih dari USD 2,7 juta.
Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem di Foto: Instagram/@sec_noem
Dalam surat yang ditulis Noem untuk Harvard, dia meminta catatan kegiatan ilegal dan kekerasan dari mahasiswa asing Harvard pemegang visa pelajar paling lambat 30 April 2025.
"Dan jika Harvard tidak dapat memverifikasi bahwa mereka sepenuhnya mematuhi persyaratan pelaporan, universitas akan kehilangan keistimewaan untuk menerima mahasiswa asing," kata Noem dalam pernyataannya, dikutip dari Reuters, Kamis (17/4).
Juru bicara Harvard mengatakan universitas mengetahui surat Noem mengenai pembatalan hibah dan pemeriksaan visa mahasiswa asing. Dia mengatakan, universitas tetap berpegang pada pernyataan sebelumnya bahwa tidak akan menyerahkan kemerdekaannya atau melepas hak konstitusinya.
ADVERTISEMENT
Para demonstran berkumpul di Cambridge Common menyerukan kepada pimpinan Harvard untuk menolak campur tangan pemerintah federal terhadap universitas tersebut di Cambridge, Massachusett, AS (12/4/2025). Foto: Nicholas Pfosi/REUTERS
Pemerintahan Presiden Donald Trump mengancam universitas dengan pemotongan dana federal karena aksi protes pro-Palestina yang dilakukan di kampus-kampus tahun lalu.
Trump menyebut mereka yang ikut aksi protes sebagai ancaman kebijakan luar negeri, antisemit, dan bersimpati ke Hamas. Mereka yang ikut aksi protes, termasuk sejumlah kelompok Yahudi, mengatakan pemerintahan Trump keliru mencampuradukkan advokasi mereka untuk hak-hak Palestina dan mengkritik Israel sebagai dukungan terhadap ekstremisme dan antisemitisme.
Pemerintahan Trump juga berupaya mendeportasi sejumlah mahasiswa asing yang ikut aksi protes dan mencabut ratusan visa pelajar mahasiswa di seluruh negeri.
Aksi demo pro-Palestina di kampus Harvard, Selasa (22/4/2024). Foto: Joseph Prezioso / AFP
"Dengan dana abadi sebesar USD 53,2 miliar, Harvard dapat mendanai kekacauannya sendiri -- DHS tidak akan melakukannya," kata Noem. Ia menambahkan bahwa ideologi anti Amerika dan pro Hamas ada di Harvard.
ADVERTISEMENT
Harvard sebelumnya mengatakan akan berusaha memerangi antisemitisme dan prasangka lainnya di kampus sambil menjaga kebebasan akademik dan hak untuk berunjuk rasa.
Orang-orang berjalan di kampus Sekolah Bisnis Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, Selasa (15/4/2025). Foto: Faith Ninivaggi/REUTERS

Sekilas Universitas Harvard

Harvard yang berlokasi di Cambridge, Massachusetts, didirikan pada tanggal 8 September 1636 menjadikannya sebagai institusi pendidikan tinggi tertua di Amerika Serikat.
Sebagai anggota Ivy League, Harvard dikenal akan standar akademiknya yang tinggi, selektivitas dalam penerimaan mahasiswa, dan prestise sosialnya. Hal ini menjadikan Harvard menjadi salah satu kampus bergengsi di dunia.