Babak Panjang Ungkap Misteri Penembakan Brigadir Yosua

28 Juli 2022 5:25 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Massa aksi yang tergabung dalam Tim Advokat Penegak Hukum & Keadilan (TAMPAK) menggelar aksi bertajuk 1.000 lilin tragedi kematian Yosua Hutabarat di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (22/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Massa aksi yang tergabung dalam Tim Advokat Penegak Hukum & Keadilan (TAMPAK) menggelar aksi bertajuk 1.000 lilin tragedi kematian Yosua Hutabarat di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (22/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yosua alias Brigadir Yosua di rumah dinas eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo saat ini tengah diselidiki oleh tim khusus yang dibentuk oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Tim itu dibentuk untuk menjawab keraguan publik terkait penyebab kematian anggota Polri tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan berjalannya proses penyelidikan, anggota Komisi III DPR Fraksi Golkar Supriansa meminta semua pihak untuk tidak berspekulasi di luar proses hukum.
"Apalagi persoalan ini dipantau langsung Bapak Presiden tentu tidak ada yang akan main-main dalam rangka menyelesaikan persoalan ini," kata Supriansa, Rabu (27/7).
Keseriusan dalam mengungkap kasus ini juga ditunjukkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Ia tak segan untuk meminta masyarakat mengawasi proses penyelidikan kasus tersebut.
"Saya kira semua kegiatan-kegiatan tersebut tentunya menjadi perhatian publik. Kita minta semuanya ikut mengawasi," kata Sigit di The Tribrata, Jakarta Selatan, Rabu (27/7).
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo soal Penembakan di Rumah Dinas Kadiv Propam di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (12/7/2022). Foto: Nugroho GN/kumparan
Sigit menjelaskan, hasil penyidikan kasus itu juga nantinya bakal diumumkan kepada publik. Hal ini dilakukan untuk membuktikan bahwa penyidikan dilakukan secara transparan.
ADVERTISEMENT
"Sehingga transparansi, akuntabilitas, dari hasil yang kita harapkan tentunya akan dipertanggungjawabkan ke publik betul-betul bisa berjalan dengan lancar, baik, dan memenuhi rasa keadilan yang tentunya ditunggu oleh publik," pungkasnya.

Proses Penyelidikan Brigadir Yosua

CCTV di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Sabtu (23/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pada Rabu (27/7) ada dua kegiatan yang berkaitan dengan penyelidikan kematian Brigadir Yosua. Pertama autopsi ulang jenazah di Jambi yang dilakukan oleh sejumlah dokter forensik untuk memastikan penyebab kematian. Kedua pemeriksaan di Komnas HAM. Komnas HAM merupakan pihak eksternal dalam tim khusus yang dibentuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Pemeriksaan di Komnas HAM hari itu terkait dengan digital forensik. Komnas HAM memanggil pihak Labfor dan Siber Polri. Mereka memeriksa rekaman CCTV dan jejak digital pada HP yang menjadi barang bukti kasus tersebut.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan pemeriksaan itu dihadiri 0leh Kadiv TIK Polri Irjen Slamet Uliandi dan Plh Karopaminal Brigjen Anggoro Sukartono yang sehari-hari bertugas sebagai Karo Wabprof Div Propam Polri. Sejumlah anggota Polri dari Siber dan forensik juga turut hadir.
Pemeriksaan itu berlangsung sejak siang. Meski begitu Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan pemeriksaan terkait jejak digital tidak bisa diselesaikan dalam satu hari. Ia mengatakan pemeriksaan ini akan di bagi dua sesi.
“(Pemeriksaan hari ini) belum selesai, ada bahan yang belum selesai dianalisis, nanti akan dibawa lagi, jadi pertemuan ini adalah pertemuan sesi satu lah,” kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik kepada wartawan, Rabu (27/6).
Terkait CCTV, komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan selama pemeriksaan pihaknya memeriksa 20 video yang diambil dari 27 titik mulai dari Magelang hingga Jakarta tepatnya di kawasan Duren Tiga dan di RS Polri Kramat Jati.
ADVERTISEMENT
Itu belum semua. Tapi, cukup menjelaskan alur peristiwa yang terjadi.
Komisioner Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam di Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Anam menjelaskan rekaman itu menunjukkan perjalanan pulang rombongan keluarga Irjen Ferdy Sambo termasuk istrinya bersama para ajudan. Setibanya di Jakarta mereka melakukan tes PCR di satu rumah di kawasan Duren Tiga, namun bukan rumah yang menjadi lokasi tewasnya Brigadir Yosua.
"Paling penting di area Duren Tiga video melihatkan Irjen Sambo dan rombongan dari Magelang. Irjen Sambo masuk duluan sekian waktu ada rombongan pulang dari Magelang dan di situ ada Bu Putri (istri Sambo), ada Yosua masih hidup, ya, sampai Duren Tiga, ada rombongan yang lain dalam kondisi hidup dan sehat tidak kurang dari satu apa pun," ungkap Anam di Komnas HAM, Jakarta, Rabu (27/7).
ADVERTISEMENT
Terkait soal waktu di CCTV, sejauh ini Anam mengatakan, ada kecocokan waktu dengan saat jenazah tiba di RS Polri Kramat Jati.
"Waktu yang penting di video ini salah satunya adalah Kramat Jati. Jadi kalau teman-teman tanya waktu dengan Kramat Jati sesuai gak? kalau dilihat sekilas sesuai. Nanti akan kita cek lagi itu," kata Anam.
Proses pemeriksaan yang dilakukan Komnas HAM bersama labfor dan tim siber kepolisian, Rabu (27/7/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
Seperti yang disampaikan, pemeriksaan hari ini juga untuk mengetahui jejak digital dari HP yang menjadi barang bukti. Saat konferensi pers di Komnas HAM, Anam menunjukkan foto proses pemeriksaan yang dilakukan oleh pihaknya.
Dalam foto itu ada dua HP yang diperiksa, tapi tidak disebut milik siapa. Yang jelas bukan milik Irjen Ferdy Sambo.
HP Sambo memang akan diperiksa Komnas HAM, tapi kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik tidak di hari itu.
ADVERTISEMENT
“Belum-belum (HP Ferdy Sambo) nanti (diperiksa) sesi dua dibawa,” kata Taufan kepada wartawan di Kantor Komnas HAM, Rabu (27/7).
Dalam proses pemeriksaan, Komnas HAM menggunakan teknik cell dump. Anam mengatakan secara sederhana dengan cara itu bisa mengetahui ada HP siapa saja di satu tempat dan waktu yang sama.
“Signifikan (fungsinya) untuk saling melengkapi (informasi), kamu mengatakan tidak di situ, tapi HP-mu di situ, kan, ketahuan,” jelas Anam.
Proses pemeriksaan yang dilakukan Komnas HAM bersama labfor dan tim siber kepolisian, Rabu (27/7/2022). Foto: Haya Syahira/kumparan
Anam juga memastikan Komnas HAM telah mendapatkan Call Detail Record dari HP yang diperiksa. Data itu akan dianalisis di internal Komnas HAM.
Sama seperti kata Taufan, Anam pun mengatakan pemeriksaan terkait digital forensik belum bisa diselesaikan dalam satu hari. Ia menyebut pemeriksaan akan dilanjutkan pekan depan.
ADVERTISEMENT
“Di samping video (yang didapat) sangat banyak, masih ada satu proses yang secara teknologi memang masih butuh waktu,” kata Anam.
“Oleh karenanya secara mekanisme kami sepakati mekanisme pengambilan keterangan digital dilanjutkan minggu depan,” lanjutnya.

Pemanggilan Irjen Ferdy Sambo

Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo. Foto: Dok. Pribadi
Pemeriksaan digital forensik bukanlah tahap pertama yang dilakukan Komnas HAM dalam menyelidiki kasus Brigadir Yosua. Sebelumnya Komnas HAM telah meminta keterangan pihak keluarga Yosua, memanggil dokter forensik yang melakukan autopsi pertama, hingga memeriksa seluruh ajudan Irjen Ferdy Sambo termasuk Bharada E alias Richard Eliezer.
Dari semua tahapan yang dilakukan Komnas HAM, banyak pertanyaan terkait pemeriksaan Irjen Ferdy Sambo. Komisioner Komnas HAM Choirul Anam akhirnya mengungkap kapan Sambo akan diperiksa oleh instansinya.
"Irjen sambo akan diperiksa kalau tahapan-tahapan semua bahan yang kita punya selesai," kata Anam saat konferensi pers, Rabu (27/7).
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT