Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Ibu kota China, Beijing, pada Senin (15/3/2021) berubah menjadi kuning.
ADVERTISEMENT
Peristiwa tersebut dipicu oleh badai pasir di Mongolia yang terbawa hingga Beijing. Di saat bersamaan tingkat polusi di Beijing naik ke level paling tinggi.
Penduduk kota Beijing pun harus menggunakan kacamata, masker, dan jaring rambut saat ke luar rumah. Alat-alat tersebut dipakai untuk melindungi diri dari udara berbahaya.
Akibat badai pasir dan polusi tingkat tinggi landmark utama di Beijing Forbidden City ditutup.
Pemerintah kota juga meliburkan sekolah. Seluruh acara olah raga dibatalkan. Warga yang memiliki gangguan pernapasan diminta tetap di rumah.
Beberapa warga Beijing menyampaikan keluhannya atas badai pasir. Salah satu pengguna media sosial, Weibo, bahkan menyebut kondisi seperti berada di hari kiamat.
Laporan media Pemerintah China menyebutkan jarak pandang di Beijing pada Senin (15/3/2021) hanya kurang dari 1.000 meter.
Sementara itu, informasi mengenai polusi di Beijing telah melewati batas berbahaya disampaikan oleh situs pemantau kualitas udara Aqcin.
ADVERTISEMENT
Mereka menyebut, partikel besar PM 10 di Beijing 20 kali lipat dari batas maksimum yang direkomendasikan WHO.
Sedangkan indeks kualitas udara resmi Beijing menyatakan, pada Senin pagi ini kualitas udara mencapai level maksimum yaitu 500. Sedangkan PM 10 meningkat 8.000 mikrogram per meter kubik di beberapa distrik.
Badai pasir adalah peristiwa tahunan di Beijing yang terjadi pada Maret dan April.
Kejadian ini dipicu lokasi Beijing yang dekat dengan Gurun Gobi. Keadaan saat ini diperparah dengan penggundulan hutan dan erosi tanah di China bagian utara.