Badan Geologi KESDM: Gempa Cianjur Dekat dengan Patahan Aktif Sesar Baribis

22 November 2022 18:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara Jalan Raya Puncak-Cianjur yang tertimbun longsor di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022).  Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara Jalan Raya Puncak-Cianjur yang tertimbun longsor di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Gempa bumi Cianjur dengan kekuatan 5,6 Magnitudo disinyalir dari pergeseran sesar Cimandiri. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menyebut gempa dangkal tersebut dekat dengan patahan aktif sesar Baribis.
ADVERTISEMENT
“Menurut data BMKG, gempa ini gempa bumi dangkal yang tidak jauh dari patahan aktif sesar Baribis, sehingga tidak heran di sana cukup terdampak gempa,” ungkap Hendra Gunawan, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Badan Geologi KESDM dalam konferensi pers secara virtual pada Selasa (22/11).
Hendra menyebutkan gempa yang terjadi di Cianjur ini walaupun kekuatan gempa tidak begitu besar, namun wilayah di sekitar lokasi gempa merupakan wilayah dengan tanah atau batuan yang kurang terkonsolidasi yang memperkuat guncangan gempa.
Selain itu, kata Hendra, Indonesia menjadi jalur patahan dan gunung api aktif yang melintang dari Sumatera hingga Jawa. Sebagai informasi, sesar Baribis merupakan sesar terpanjang di Pulau Jawa. Sesar ini melintasi sisi barat Subang dan Purwakarta, Karawang, Cibatu, Depok, Jakarta hingga Tangerang dan Raskasbitung. Namun, Hendra belum bisa memprediksi apakah sesar ini apakah juga akan mengalami pergeseran.
ADVERTISEMENT
“Hingga kini kejadiannya belum bisa diprediksi dan di mana, hanya kita bisa meyakini bahwa di jalur itu adalah jalur patahan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Hendra menyebutkan yang terpenting adalah bagaimana mengidentifikasi daerah-daerah dengan risiko gempa tinggi dan rendah agar bisa menjadi acuan dalam pengembangan tata ruang pembangunan.
Namun begitu, wilayah Jakarta dan sekitarnya tetap memiliki ancaman gempa dangkal dari sesar Baribis dan kemungkinan akan menimbulkan kerusakan yang lebih parah dibanding Cianjur karena penduduk yang lebih padat dan struktur bangunan yang beragam.
“Semakin banyak kejadian gempa, tentu risikonya akan semakin besar, ditambah lagi tingkat kepadatan penduduk, akan meningkatkan risiko juga,” tuturnya.
“Ini masih menjadi tugas banyak, dalam hal ini kementerian terkait, PUPR ya dalam hal rekomendasi bangunan [tahan gempa],” tandas dia.
ADVERTISEMENT