Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Bagai Bumi dan Langit, Justin Trudeau dan Donald Trump
14 Februari 2017 14:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menampilkan kelasnya sebagai kepala negara di hadapan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Trudeau menuai pujian atas jawaban-jawaban cerdasnya di konferensi pers, reaksi sebaliknya untuk Trump.
ADVERTISEMENT
Pujian berdatangan untuk Trudeau di Twitter. Bersanding dengan Trump di dua mimbar konferensi pers Gedung Putih, netizen mengatakan Trudeau jauh lebih piawai memainkan kata-kata. Penampilan Trump dan Trudeau dalam kesempatan itu dianggap bagai bumi dan langit, sangat jauh berbeda.
Trudeau menjawab lugas dengan dua bahasa, Inggris dan Perancis. Sementara Trump dengan bahasa Inggris yang selalu diulang-ulang katanya. Sesekali, Trump memakai headset untuk mendengarkan terjemahan dari perkataan Trudeau.
"Trump terlihat bingung dengan Trudeau yang bicara bahasa Perancis. Seperti melihat anjing yang hanya tahu beberapa kata. Dia menengok ketika Trudeau mengatakan 'Trump'," kata pengguna Twitter, Sarah Kendzior.
Pengguna Twitter lainnya, Rachel Haylee, mengatakan Trump terlalu banyak menggunakan kata "Big, huge, great, many, many, many" sedangkan Trudeau menjawab dengan jitu..
ADVERTISEMENT
Sementara pengguna Twitter dengan nama Opposite John mengatakan Trudeau sangat elegan dan mampu menjaga martabatnya. Trump, kata dia, hanya orang bodoh yang berbicara bertele-tele.
Justin Trudeau dan Donald Trump juga bak bumi dan langit dalam kebijakan dan sikap di pemerintahan.
Trudeau yang berusia 45 tahun adalah seorang pemimpin liberal yang menjunjung perdagangan bebas. Sementara Trump yang kini berusia 70 tahun, ingin menutup kebebasan akses perdagangan dengan membatalkan kesepakatan dengan berbagai negara.
Perbedaan yang kontras dari kedua pemimpin negara yang bertetangga ini adalah soal imigran atau pengungsi. Trump menutup pintu Amerika bagi pengungi dari 7 negara mayoritas Muslim. Larangan ini kemudian ditangguhkan pengadilan AS karena inkonstitusional.
Selain itu Trump juga menggalakkan razia bagi para pendatang ilegal yang disebutnya kriminal dan penjahat. "Kami telah melakukan pekerjaan yang luar biasa, menangkapi kriminal dan mereka yang punya rekam jejak bermasalah," kata Trump dalam konferensi pers dengan Trudeau.
ADVERTISEMENT
Sementara Trudeau, menyatakan negaranya terbuka untuk para pengungsi, terutama dari negara konflik seperti Suriah. Dalam konferensi pers itu, dia mengatakan Kanada telah menerima hampir 40 ribu pengungsi dari Suriah.
"Kami memegang teguh keterbukaan terhadap pengungsi tanpa mempertaruhkan keamanan," kata Trudeau.
Sebelumnya di Twitter, dia juga mengatakan siap menampung para pengungsi yang ditolak masuk Amerika.
Perbedaan lainnya yang mencolok adalah soal pandangan terhadap wanita. Trudeau mengaku seorang feminis dan menghargai kesetaraan. Itulah sebabnya dari 30 anggota kabinetnya, 15 di antaranya adalah wanita.
Sebaliknya, hanya ada empat wanita dari 22 anggota kabinet Donald Trump, jumlah terendah dibanding empat presiden AS sebelumnya.
Live Update