Bagaimana Cara Bertahan di Laut Hanya dengan Pelampung?

3 Januari 2017 15:42 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Baju Penolong atau sering disebut Life Jacket (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Baju Penolong atau sering disebut Life Jacket (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Tak pernah ada yang bisa memprediksi kapan nasib nahas menimpa dirinya, termasuk saat menempuh perjalanan di laut. Ada tips khusus dari Badan SAR Nasional (Basarnas) untuk menyelamatkan diri jika dalam kondisi darurat saat di lautan. Hanya dengan pelampung,
ADVERTISEMENT
Salah satu anggota Basarnas Chandra W menyebut, yang terpenting adalah pihak Anak Buah Kapal (ABK) harus benar-benar memperhatikan aspek keselamatan. Salah satunya adalah dengan menyiapkan sekaligus membagikan life jacket.
"Kalau dari Basarnas sendiri yang menjadi standar keamanan yaitu apa yang menjadi standar keamanan yaitu dengan adanya pelampung, ring boy buat penyelamatan dan di kapal juga harus ada jalur evakuasi," kata Chandra saat ditemui kumparan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Selasa (3/1).
Penumpang kapal menggunakan pelampung (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penumpang kapal menggunakan pelampung (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
"Di situ harus tertulis dengan jelas. Sebelum keberangkatan para penumpang itu harus dikasih tahu dari pihak kapalnya bahwa tempat life jacket-nya dimana, atau kalau terjadi bahaya posisi keluarnya dimana," sambung dia.
Pihak kapal, kata dia, juga hrus mengumumkan aturan-aturan dan larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan selama di kapal. Semuanya harus detil dan penumpang juga harus memperhatikan apa yang disampaikan oleh ABK.
ADVERTISEMENT
"Dari pihak kapal juga seharusnya mengumunkan untuk aturan saat kapal hendak berjalan. Misalnya anak kecil enggak boleh keluar masuk, harus ada pada pengawasannya.," bebernya.
Jika dalam kondisi darurat, misalnya mulai ada kebocoran ataupun kebakaran kapal para ABK juga harus membuat suasana tenang. Jika memang harus melompat ke dalam air, tetap harus waspada dengan sekitar.
"Teknik bertahan saat terjadi masalah di laut ya itu, berenang di laut. Untuk menghindari binatang-binatang di laut yang bisa membahayakan. Kita juga seharusnya saling berkumpul dan berpelukan untuk menghindari kedinginan atau hipotermia saat kondisi kapal bocor atau sudah berada diatas air," ungkap Chandra.
Para penumpang kapal menurutnya masih bisa bertahan hidup dalam beberapa jam ke depan meski hanya dengan pelampung. Salah satu caranya adalah dengan menjaga kondisi tubuh agar tetap panas.
ADVERTISEMENT
Mempertahankan panas tubuh bisa dilakukan dengan membentuk sebuah posisi yang dikenal dengan HELP (Heat Escape Lessening Posture). Posisi itu seperti melipat kedua kaki dan mendekati dada.
Lalu bagaimana dengan situasi terburuk yaitu tidak berpelampung? Usahakanlah membuat tubuh serelaks mungkin dan jangan bersandar pada punggung sendiri karena itu membutuhkan banyak energi. Posisikan diri seperti orang tenggelam dan buat semua tubuh relaks, termasuk kepala. Hanya keluarkan kepala jika Anda ingin menghirup udara kembali. Lalu tunggulah regu penyelamat menyelamatkan diimu.
"Hal itu juga bisa untuk mencegah hipotermia berada di laut," tututrnya.