Bagaimana Cara Memutus Mata Rantai Generasi Sandwich?

3 Desember 2022 13:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi seorang ibu yang melek finansial Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi seorang ibu yang melek finansial Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Para generasi sandwich dianggap memiliki tanggung jawab finansial yang cenderung lebih berat dibandingkan orang dewasa lain. Musababnya, selain membiayai diri sendiri dan anak, mereka juga harus membiayai hidup orang tua atau anggota keluarga lain yang beda generasi.
ADVERTISEMENT
Tak sedikit yang menganggap tanggung jawab ini sebagai beban. Boro-boro menabung, untuk memenuhi kebutuhan saja bisa sampai lari ke pinjaman online. Lantas, apakah generasi sandwich tetap bisa mencapai bebas finansial?
Menurut perencana keuangan Tejasari Asad, bentuk kebebasan finansial bisa berbeda bagi setiap orang. Ia menjelaskan, prinsip bebas finansial artinya kita punya aset aktif yang memberikan pemasukan secara reguler tanpa harus kerja. Generasi sandwich tetap bisa mencapai bebas finansial dengan cara ini.
Financial freedom itu kan pilihan, bisa dalam bentuk bisnis, properti, investasi. Ketiganya kita punya dengan apa? Dengan cara kerja keras dari awal, masih muda sudah kerja, sudah mulai menyisihkan untuk financial freedom yang kita mau,” kata Tejasari kepada kumparan, Kamis (1/12/2022).
ADVERTISEMENT
Meskipun memang tidak mudah, namun menurutnya semua orang bisa mencapai kebebasan finansial asal bersungguh-sungguh. Misalnya, saat uang terkumpul bisa dialokasikan untuk membangun kos-kosan atau beli properti.
“Setiap orang bisa, enggak? Bisa. Tapi enggak setiap orang rajin dan punya kemampuan keras. Ada yang malas, ah besok aja, bulan depan lagi, ya enggak kejadian terus. Makanya jarang banget yang bisa mendapatkan financial freedom itu, karena enggak gampang,” jelasnya.

Persiapkan Dana Pensiun Sejak Awal

Ilustrasi dana pensiun Foto: Shutterstock
Merencanakan keuangan di masa depan memang baiknya sudah dilakukan sejak masih muda. Mereka yang masuk dalam generasi sandwich bisa mulai menyiapkan dana pensiun atau penghasilan pasif.
Harapannya, ketergantungan dengan anak-anak di masa depan bisa dihindari. Hal ini bisa memutus rantai generasi sandwich, sebab kita bisa hidup mandiri dengan penghasilan sendiri.
ADVERTISEMENT
“Kenapa harus dari sekarang? Karena jumlahnya masih ringan. Misal Rp 500 ribu atau Rp 300 ribu, itu masih ringan buat kita. Nah, kalau terlalu nanti-nanti saja deh, kalau baru umur 40 tahun baru nyiapin pensiun, malah tabungannya jadi harus besar, malah jadi repot,” jelas Tejasari.
Porsi penghasilan untuk dana pensiun pun tak harus besar. Menurut Tejasari, minimal 10 persen dari penghasilan.
“Enggak bisa 10 persen, ya sudah, 5 persen tapi yang penting investasikan, enggak cuma ditabung kan enggak berkembang. Kalah sama inflasi,” jelasnya.
Ia mengatakan, mengelola keuangan tidak harus dengan rumus seperti 50:30:20. Tergantung dari kebutuhan dan kemampuan masing-masing.
Lalu, bagaimana dengan utang?
Menurutnya, utang bisa dilakukan dengan pertimbangan komposisi maksimal 30 persen dari penghasilan. Penting untuk membuat catatan alokasi pengeluaran atau budgeting agar porsi belanja dan menabung tidak di luar kemampuan. Pastikan menabung di awal agar ‘PR utama’ beres dan bikin lebih tenang.
ADVERTISEMENT