Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Bagaimana Meditasi Biksu Membuat 12 Anak di Gua Thailand Bertahan?
10 Juli 2018 19:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB

ADVERTISEMENT
Berita mengenai 12 anak Thailand yang terperangkap di Gua Besar Putri Tidur (Tham Luang Nang Non) hingga kini masih menjadi perhatian warga dunia. Bukan saja soal proses evakuasi yang membutuhkan waktu lebih dari dua pekan, tapi juga soal kemampuan Ekapol Chanthawong dalam memotivasi belasan anak didiknya untuk terus bertahan hidup dengan cara bermeditasi.
ADVERTISEMENT
Maklum, Ekapol memang bukan sekadar seorang asisten pelatih tim sepak bola 'Babi Liar' yang bertugas mendidik anak-anak itu. Di luar kemampuanya mengolah si kulit bundar, pria berusia 25 tahun tersebut pernah menjadi seorang biksu yang pernah belajar di sebuah kuil selama 10 tahun.

Lantas, bagaimana sebetulnya seorang biksu bisa mendalami meditasi dan mampu bertahan hidup dalam kondisi yang sulit seperti itu?
Untuk menjawab itu, mari kita simak ulasan mengenai kehidupan seorang biksu di Thailand.

Menjalani hidup sebagai seorang biksu bukanlah perkara mudah. Mereka dilatih untuk mampu melenyapkan hasrat keduniawian. Jadi, jangan harap bisa memiliki smartphone maupun berinteraksi di media sosial. Bagi para biksu, hal-hal semacam itu hanya akan mengotori batin dan menghalangi mereka untuk menggapai pencerahan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Budhanet, saat ini ada lebih dari 200 ribu biksu dan 85 ribu orang yang tengah belajar menjadi biksu di Thailand. Jumlah itu hanya sepersekian persen dari jumlah penduduk negara tersebut yang mencapai 68 juta orang.
Memang, menjadi seorang biksu bisa sangat membosankan. Bayangkan saja, para biksu dituntut untuk melakukan hal yang sama setiap harinya. Kurang lebih, begini kehidupan mereka:

04.00 pagi
Ada lebih dari 29 ribu kuil tempat para biksu di Thailand menghabiskan waktunya sehari-hari. Mereka terbiasa bangun pukul 04:00 pagi dan bermeditasi selama satu jam.
Bagi para biksu, meditasi merupakan aspek kunci dalam upaya memurnikan dan memperoleh ketenangan batin. Mereka akan duduk bersila dengan posisi badan tegak, sambil memejamkan mata. Keseluruhan proses ini akan sulit dijelaskan melalui kata-kata. Namun yang jelas, para biksu akan memusatkan pikiran mereka pada kekosongan.
ADVERTISEMENT
Semua rasa sakit, kepedihan, kecemasan, kebahagiaan, serta berbagai macam perasaan manusiawi lainnya akan sirna saat para biksu melakukan meditasi tersebut. Terlebih dalam ajaran buddha, hal-hal semacam itu merupakan sebuah ilusi semata.
06.00
Para biksu tidaklah bekerja dan memiliki gaji setiap bulan layaknya orang pada umumnya. Mereka jelas tak peduli dengan semua itu. Satu-satunya yang mereka butuhkan hanyalah kehidupan minimalis untuk bisa bertahan hidup, yaki makan dan minum secukupnya.

Oleh sebab itu, setiap pukul 06.00 pagi, rombongan biksu akan berkeliling di sekitar lingkungan kuil. Lazimnya, warga yang melihat rombongan biksu tersebut akan memberi mereka makanan.
08.00
Usai mendapatkan makanan dari warga, para biksu akan kembali ke kuil. Sekitar pukul 08.00 mereka akan menghabiskan sarapan yang telah mereka dapatkan tersebut secara bersama. Tidak boleh kekenyangan juga menjadi ajaran yang mereka pegang.
ADVERTISEMENT
Setelah sarapan, para biksu akan berdoa bersama untuk perdamaian dunia. Penuh khidmat.

Menariknya lagi, setiap biksu memiliki tugasnya masing-masing. Tugas itu berupa merawat kuil dan taman-tamannya. Tak jarang jika para biksu tampak menyapu saat jam-jam tersebut.
12.00
Para biksu tak megenal konsep makan tiga kali sehari layaknya orang kebanyakan. Pukul 12.00 merupakan waktu terakhir bagi mereka untuk mengkonsumsi makanan.
Jika lewat pukul 12:00, mereka tak lagi diperbolehkan untuk makan. Para biksu akan menunggu pukul 08.00 pada esok hari untuk bisa makan kembali.
13.00
Selepas makan siang, para biksu akan belajar mengenai ajaran buddha. Dalam ajaran buddha di Thailand, kehidupan ini dipandang sebagai sebuah siklus menuju kehidupan kekal bernama nirwana.

Namun, kekekalan tersebut tidaklah didapat manusia secara mudah. Sebab, ketika manusia mati, ruhnya akan kembali hidup menjalani kehidupan di dunia dalam bentuk reinkarnasi. Kondisi reinkarnasi berikutnya itu akan berwujud seperti perbuatan yang dilakukan di kehidupan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, para biksu percaya bahwa manusia harus melakukan perbuatan baik. Agar nantinya siklus reinkarnasi tersebut dapat terhenti dan manusia bisa memasuki nirwana.
18.00
Para biksu kembali menjalani meditasi. Kali ini mereka akan bermeditasi selama dua jam lamanya.
20.00
Para biksu akan berisitirahat dan mengerjalan berbagai pekerjaan rumah mereka.