Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pada Senin (11/11), terjadi kecelakaan di Tol Cipularang KM 92. Truk mengalami rem blong, menabrak sejumlah kendaraan yang sedang berhenti dan berefek domino ke 17 mobil.
ADVERTISEMENT
Dalam insiden tersebut, 1 orang tewas yaitu perempuan berusia 13 tahun, dan 27 orang lainnya terluka.
Pengamat Transportasi dan Hukum, Budiyanto, mengatakan insiden serupa sering terjadi baik melibatkan kendaraan pribadi, angkutan umum, maupun mobil pengangkut barang. Itu menurutnya dimulai sekitar dari KM 90 hingga KM 100.
Kondisi medan dengan sejumlah turunan dan kerap licin di sana menurutnya jadi salah satu faktor yang berpotensi membuat kawasan itu jadi rawan kecelakaan maut.
Guna memitigasi hal tersebut, dia menyebut ada sejumlah langkah yang dapat dilakukan. Yang pertama ialah penerapan rambu-rambu yang memberitahukan bahwa jalan yang hendak dilintasi itu konturnya menurun.
Dia menyarankan agar rambu itu dibikin besar, sehingga bisa jelas dilihat pengguna jalan. Dia juga menyebut pengejut atau marka segitiga dengan tulisan “speed reducer” perlu dipasang sebelum memasuki lokasi.
ADVERTISEMENT
“Agar (pengguna jalan) mengurangi kecepatan dan hati-hati (saat hendak memasuki kawasan itu),” katanya melalui rilis, Kamis (14/11).
Tak hanya itu. Budiyanto juga menyebut, bila memungkinkan, pembatasan waktu operasional kendaraan berdimensi besar seperti Truk dan Bus waktu dibatasi. Itu agar kendaraan yang melintas di sana tak menumpuk.
Aspek Manusia
Selain perkara medan, aspek kedisiplinan dari manusia tak kalah penting untuk mengantisipasi kecelakaan maut.
Itu menurutnya bisa dilakukan dengan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada pengemudi, maupun pihak pengelola perusahaan yang memiliki kendaraan, agar memastikan kendaraan yang mau beroperasi benar-benar memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan.
Dalam hal ini, inspeksi dari pihak berwenang bisa jadi pendukung timbulnya rasa tanggung jawab tersebut.
Selain itu, Budiyanto mendorong agar pengecekan SMK (sistem manajemen keselamatan) pada kendaraan, diberlakukan secara aktif pada perusahaan-perusahaan angkutan umum yang berbadan hukum.
ADVERTISEMENT
Semua itu, dia sarankan sebab menurut temuannya, tanggung jawab pengemudi dan perusahaan pada umumnya kurang maksimal.
Di sisi lain, katanya, SMK sebagai amanah peraturan perundang-undangan pada umumnya tidak berjalan.
Budiyanto mengatakan, KNKT (Komisi Nasional kecelakaan Transportasi) yang bertugas melakukan investigasi terhadap penyebab kecelakaan, hanya sekadar bisa memberikan rekomendasi.
“Rekomendasi tersebut dijalankan atau tidak pada umumnya tidak tahu,” katanya.
Indikasi dari hal tersebut, menurutnya ialah motif kecelakaan rem blong yang berulang.
Oleh karena itu, dia mendorong perlu adanya keterlibatan semua pihak dalam upaya mencegah kecelakaan maut berulang di Tol Cipularang. Mulai dari masyarakat hingga pemangku kepentingan.
“Pengawasan harus diintensifkan dan digalakkan dengan memerankan fungsi masing-masing secara maksimal. Janganlah kemudian kejadian dengan motif yang sama dianggap biasa dan musibah, tanpa adanya upaya dan langkah yang konkret,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Live Update