Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Bagaimana Nasib Pagar Laut di Tangerang, Apa akan Dibongkar Pemerintah?
14 Januari 2025 13:06 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pagar bambu di Laut Tangerang sepanjang 30 Km masih berdiri kokoh. Pagar itu sempat menuai keriuhan karena keberadaannya.
ADVERTISEMENT
Dan akhirnya pemerintah lewat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan penyegelan. Pihak KKP juga menegaskan, penyegelan pada Kamis (9/1) merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Pung Nugroho Saksono menyampaikan bahwa pihaknya masih mendalami siapa yang memasang pagar bambu sepanjang 30 Km ini.
Hingga kini belum ada keputusan dan tindak lanjut dari KKP setelah penyegelan. Pung mengungkapkan belum ada perintah lanjutan apakah akan dibongkar atau tidak pagar laut itu.
"Itu sedang diurus sama petugas kami ya. Lagi diselesaikan," kata Pung saat dikonfirmasi, Selasa (14/1).
Pung juga menuturkan, terkait pagar itu masih dilakukan pembahasan.
"Nah itu dia, saat ini sedang dilakukan oleh para pimpinan," urai dia.
Nelayan Mengaku yang Pasang Pagar Laut
ADVERTISEMENT
Sekelompok nelayan yang mengatasnamakan Nelayan Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Tangerang mengaku sebagai pihak yang memasang pagar bambu.
Tarsin, perwakilan dari nelayan pantai utara (Pantura) wilayah Kabupaten Tangerang, mengatakan pagar bambu itu sudah dipasang sejak lama oleh nelayan yang diklaim berasal dari kawasan Pantai Utara (Pantura) Tangerang.
"Tujuannya (pagar bambu) itu yang pertama adalah untuk pemecah menahan abrasi, kedua pemecah gelombang, disisi lain keuntungan manfaat khususnya jadi penghasilan tambahan jadi bisa habitat kerang hijau hidup, hasilnya luar biasa, dan banyak rumah makan seafood, dikonsumsi untuk makanan cepat saji," ujarnya
"Saya sebagai nelayan, sebenernya itu semua engga direncanakan, itu semua terjadi secara alamiah, itu masing-masing nelayan upaya untuk tingkatkan kualitas hidup, karena belum ada upaya pemerintah untuk tanggulangi, hanya sebatas tanam mangrove, sejauh ini beton dari batu kali juga belum ada. Soal proyek negara saya tidak tahu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Walhi Bersuara soal Pemasangan Pagar Laut
Manajer Kampanye Infrastruktur dan Tata Ruang Walhi Eksekutif Nasional, Dwi Sawung, menilai keberadaan pagar bambu di laut Tangerang menyulitkan akses nelayan.
Pasalnya, semenjak pagar tersebut terpasang, nelayan harus memutar untuk mencari jalan menuju tengah laut. Tentunya hal tersebut merugikan nelayan dari segi waktu dan bahan bakar yang digunakan untuk kapal.
"Tentunya akses nelayan ke laut menjadi sulit ya karena harus memutar dan mencari jalan untuk mencari ikan di tengah laut. Ditambah, dampak untuk laut setelah dipasangi pagar bambu tersebut tentu saat ini belum terlihat. Kalau posisi hanya ditancapkan masih minim (kerusakan laut). Nanti kalau sudah mulai diisi material timbunan baru rusaknya parah" kata Dwi.
ADVERTISEMENT
Ia pun meminta agar pemerintah dapat segera melakukan tindakan tepat terkait dengan adanya pagar laut tersebut.
"Kami melihat ini pemerintah dari semua level seperti saling lempar tidak mau menyebutkan punya siapa dan alas izin pelaksanaannya. Padahal sudah berlangsung cukup lama dan sudah lama pula dilaporkan. Pemerintah harus tegas," terang dia.