Bagja: Jangan Sampai Gedung Bawaslu Pindah, Saksi Politik Identitas 2019

21 April 2024 10:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja di acara Puncak Rangkaian HUT ke-16 Bawaslu dan Peringatan Hari Kartini Tahun 2024 di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Minggu (21/4/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja di acara Puncak Rangkaian HUT ke-16 Bawaslu dan Peringatan Hari Kartini Tahun 2024 di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Minggu (21/4/2024). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI menggelar acara Puncak Rangkaian HUT ke-16 Bawaslu dan Peringatan Hari Kartini Tahun 2024 di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Minggu (21/4).
ADVERTISEMENT
Dalam sambutannya, Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja mengatakan bahwa Gedung Bawaslu yang berada di Jalan MH Thamrin merupakan saksi sejarah politik identitas Pemilu 2019.
Awalnya, Bagja membahas Gedung Sarinah yang tepat berseberangan dengan Gedung Bawaslu. Sarinah, kata Bagja, merupakan tokoh yang dikagumi Sukarno.
"Sarinah adalah tokoh perempuan yang dikagumi oleh Sukarno. Sarinah yang mengajarkan Sukarno bagaimana mencintai Indonesia, bagaimana mencintai rakyat Indonesia, bagaimana mengawasi seluruh perjalanan kehidupan kebangsaan Indonesia," kata Bagja dalam sambutannya.
Bagja menuturkan, Gedung Sarinah adalah saksi sejarah bahwa negara Indonesia dibangun dengan kasih sayang dan kepedulian perempuan terhadap pembangunan manusia.
Gedung Bawaslu di Thamrin, Jakarta Pusat. Foto: Shutter Stock
Lantas, Bagja berpesan kepada Sekjen Bawaslu agar Gedung Bawaslu tidak dipindahkan. Pasalnya, gedung itu adalah saksi sejarah politik identitas Pemilu 2019.
ADVERTISEMENT
"Jadi, jangan sampai Bawaslu pindah dari gedung ini Pak Sekjen, karena begitu kita lepas dari Sarinah maka kita jadi nir sejarah, dan gedung Thamrin 14 ini adalah gedung yang menyaksikan begitu bertahannya Badan Pengawas Pemilu menghadapi tantangan politisasi identitas di tahun 2019. Tepuk tangan buat gedung kita ini," ucapnya.
Meskipun bukan cagar budaya, Bagja menuturkan bahwa Gedung Bawaslu pernah menjadi sasaran lemparan bom molotov pada kontestasi Pemilu 2019.
Demonstran terlibat kericuhan saat menggelar Aksi 22 Mei di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
"Jadi teman-teman, walaupun kita bukan gedung cagar budaya, tapi gedung ini adalah saksi dan tidak pernah ada mungkin gedung penyelenggara pemilu yang dilempar bom molotov selain gedung Bawaslu Thamrin 14 ini," terang dia.
Lebih jauh, Bagja mengatakan, Gedung Bawaslu juga akan menjadi saksi sejarah dalam mengawasi kontestasi Pilkada 2024.
ADVERTISEMENT
"Jangan menyerah teman-teman, yang lalu Pemilu jika ada masalah stop selesaikan, sekarang kita berhadapan dengan pemilihan kepala daerah," pungkasnya.