Bahas Stunting, Muhadjir Singgung Lionel Messi yang Dulu Punya Badan Pendek

28 Februari 2023 19:05
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lionel Messi saat memenangi penghargaan Pemain Terbaik FIFA 2022 di Paris, Selasa (28/2) dini hari WIB. Foto: Sarah Meyssonnier/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Lionel Messi saat memenangi penghargaan Pemain Terbaik FIFA 2022 di Paris, Selasa (28/2) dini hari WIB. Foto: Sarah Meyssonnier/REUTERS
Menteri Koordinasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy meluncurkan program Penimbangan Bulanan Nasional. Program ini merupakan upaya untuk mempercepat penurunan stunting (gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak) di Indonesia.
Dalam program ini Kemenko PMK mengubah aturan penimbangan dan pengukuran bayi di posyandu dari yang sebelumnya setiap 6 bulan sekali menjadi satu kali setiap bulan. Harapannya, penimbangan bayi setiap bulan itu dapat menghasilkan data yang lebih akurat dan tepat sasaran untuk deteksi dan pencegahan stunting.
“Alhamdulilah pada pagi hari ini kita bisa merealisasi gagasan untuk mencanangkan Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional terintegrasi untuk percepatan penurunan stunting,” jelas Menko Muhadjir dalam acara yang bertajuk “Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional untuk Percepatan Penurunan Stunting” di Ruang Heritage Kemenko-PMK, Jakarta, Selasa (28/2).
Muhadjir juga menjelaskan upaya tersebut adalah beberapa intervensi maksimal yang dapat dilakukan pemerintah saat ini. Bentuk intervensi spesifik dan segi gizi ataupun intervensi sensitif yang meliputi persoalan sanitasi dan lingkungan.
Menko PMK Muhadjir Effendy dalam jumpa pers pada acara "Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional untuk Percepatan Penurunan Stunting" di Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (28/2/2023). Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko PMK Muhadjir Effendy dalam jumpa pers pada acara "Gerakan Penimbangan Bulanan Nasional untuk Percepatan Penurunan Stunting" di Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (28/2/2023). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Di tengah pembahasan soal stunting, Muhadjir menyinggung upaya yang dilakukan Barcelona, klub sepak bola asal Spanyol, untuk menambah tinggi badan mantan pemain bintangnya, yakni Lionel Messi.
Ia menceritakan bagaimana Barcelona memberikan perawatan hormonal agar Messi bisa punya tinggi badan yang sama dengan rata-rata pemain bola Eropa lainnya. Ia pun berharap Indonesia bisa mengambil contoh semangat dari kisah tersebut untuk permasalahan stunting.
“Saya tidak tahu apakah ada intervensi spesifik misalnya intervensi hormonal untuk penanganan stunting terutama kaitannya dengan tinggi badan, karena yang saya tahu Lionel Messi dulu cebol, tidak tinggi-tinggi amat, kemudian dia melalui pengobatan hormonal tingginya bisa di atas 170 [cm], itu pun hanya 171 (tinggi Messi 169 cm-Red) kalau nggak salah,” cerita Muhadjir.
“Begitulah talent scouting negara maju kalau ingin menghasilkan pemain orang-orang hebat. Dan Indonesia sudah waktunya dan itu tidak mungkin kalau kita tidak mulai dari kebutuhan mendasar. Generasi yang sehat adalah generasi yang bebas stunting. Kalau sudah stunting maka intervensi sudah sulit. Maka lebih baik dirintis dalam kandungan itu,” ucap Muhadjir.

Messi Alami Growth Hormone Deficiency

Lionel Messi saat laga Paris Saint-Germain (PSG) vs Toulouse dalam matchday 22 Liga Prancis 2022/23 di Stadion Parc de Princes, Paris, pada 4 Februari 2023. Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes
zoom-in-whitePerbesar
Lionel Messi saat laga Paris Saint-Germain (PSG) vs Toulouse dalam matchday 22 Liga Prancis 2022/23 di Stadion Parc de Princes, Paris, pada 4 Februari 2023. Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes
Messi sendiri mengalami kelainan pertumbuhan atau growth hormone deficiency yang terdeteksi pada usia 11 tahun . Hal ini menyebabkan tingginya berhenti di angka 132 cm ketika dia berusia 9 tahun.
Namun, karena kelihaian Messi mengolah si kulit bundar, FC Barcelona kemudian mengontraknya dan memberi terapi hormon.
Tinggi Messi kemudian bertambah hingga berhenti di angka 169 cm.

Tanggapan Menkes

Menkes Budi Gunadi Sadikin di kesempatan yang sama dengan Menko Muhadjiar mengatakan bahwa upaya terbaik untuk menurunkan stunting adalah sebelum terjadi. Hal tersebut dapat dimulai sebelum dan sesudah kelahiran bayi.
“Kontribusi intervensi sebelum lahir mencapai angka 14% dan penting sekali untuk menjaga kondisi kesehatan bayi sebelum lahir. Sementara intervensi pascalahir berupa pengukuran berat badan yang dapat memantau perkembangan bayi,” ujar Budi.