Bahaya Aksi Viral di TikTok 'Challenge Malaikat Maut' yang Dilakoni Remaja

30 Juni 2022 10:37 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak main TikTok. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak main TikTok. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Konten remaja mengadang truk atau kerap disebut 'Challenge Malaikat Maut' viral di media sosial TikTok. Aksi tersebut terjadi di berbagai tempat seperti Banten, Bandung, dan Bekasi. Tak jarang aksi itu merenggut nyawa.
ADVERTISEMENT
Menyikapi hal ini, Pusat Kajian Masyarakat Digital atau Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada (UGM) Faiz Rahman mengatakan bahwa platform media sosial perlu lebih aktif dalam mendeteksi berbagai konten yang mendorong orang untuk melakukan aksi yang membahayakan keselamatan.
Dia menjelaskan bahwa pengelolaan platform media sosial ini perlu perhatian pula dari pemerintah hingga orang tua.
"Banyak orang mencoba peruntungan untuk menjadi viral di media sosial dengan membuat konten. Tidak jarang, tren viral yang diikuti masyarakat merupakan sesuatu yang dapat membahayakan diri, khususnya apabila aksi tersebut diikuti oleh anak," kata Faiz Rahman dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Kamis (30/6/2022).
Lanjut Faiz, saat ini medsos bagai pedang bermata dua. Pertama, media sosial berperan sebagai sarana komunikasi. Namun. Media sosial juga bisa menjadi malapetaka. Seharusnya, platform media sosial bisa segera mendeteksi agar konten seperti itu tidak diulang kembali.
ADVERTISEMENT
"Platform media sosial perlu lebih aktif dalam mendeteksi berbagai konten yang mendorong orang untuk melakukan aksi yang membahayakan keselamatan," bebernya.
Regulasi di platform medsos dan moderasi konten berbahaya ini menjadi langkah pertama untuk mencegah konten yang membahayakan keselamatan tersebar luas. Akan tetapi, edukasi literasi digital juga perlu untuk ditingkatkan.
"Pemerintah memiliki peranan yang signifikan dalam menyiapkan dan memfasilitasi kegiatan edukasi yang mumpuni bagi masyarakat," katanya.
"Berbagai kegiatan literasi digital yang telah dilakukan oleh lembaga pemerintah, bekerja sama dengan berbagai platform media sosial, lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan, hingga komunitas perlu untuk semakin dimasifkan guna meningkatkan literasi digital masyarakat," jelasnya.
Upaya juga bisa dilakukan dengan adanya literasi digital pada kurikulum pendidikan formal. Terlebih saat ini, banyak pengguna media sosial adalah anak-anak.
ADVERTISEMENT
"Orang tua juga harus memiliki tingkat literasi digital yang mumpuni, sehingga dapat menjadi contoh dan memberikan edukasi yang maksimal bagi anaknya untuk dapat menyaring dan merespons berbagai informasi yang diterima. Orang tua juga perlu melakukan pengawasan dan memberikan pengertian kepada anak untuk tidak melakukan perbuatan yang membahayakan diri sendiri untuk kepentingan konten media sosial," pungkasnya.