Bahaya Gula di Balik Maraknya Franchise Minuman Kekinian

1 Oktober 2022 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kopi susu gula aren. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kopi susu gula aren. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Minuman manis yang berasal dari kedai franchise kini tengah menjadi perhatian publik. Hal ini tak lepas dari ramainya keluh kesah seorang konsumen Esteh Indonesia yang menyebut produk Chizu Red Velvet terlalu manis. Secara hiperbolik, ia bahkan menyebut minuman itu mengandung gula hingga 3 kilogram.
ADVERTISEMENT
Kasus itu pun kini telah berakhir damai. Namun, ramainya kasus ini kemudian memunculkan sebuah pertanyaan. Yakni, berapa sebetulnya kandungan gula atau kalori yang dimiliki segelas minuman manis itu?
Dalam sebuah jurnal kesehatan berjudul Kandungan Gizi dalam Minuman Kekinian“Boba Milk Tea” (2021), segelas minuman manis kekinian rupanya memiliki kadar gula maupun kalori yang sangat tinggi.
Jadi, penelitian itu dilakukan di Yogyakarta dengan membandingan tujuh sampel minuman manis berukuran 473 ml. Teknik yang dilakukan adalah secara random sampling. Minuman yang diuji pun hanya airnya saja, tidak menghitung topping yang biasanya ada sebagai pelengkap minuman tersebut.

Perbandingan Kalori Boba Milk Tea dengan Kategori Minuman Tinggi Kalori

Penelitian itu menemukan bahwa kalori rata-rata yang dihasilkan oleh 7 sampel air boba milk tea mencapai 352 Kkal. Angka ini setara dengan 2 porsi nasi (1 porsi = 100 gram = 180 Kkal). Kalori minuman manis pun rupanya lebih tinggi daripada minuman bersoda.
ADVERTISEMENT
Nah, pedoman diet Indonesia untuk konsumsi gula adalah 10 persen dari energi. Sementara energi yang kita butuhkan dalam sehari hanya sebesar 2.000 Kkal. Maka, idealnya energi dari gula hanya 200 Kkal dalam sehari.
Persoalannya, saat seseorang meminum minuman Boba Milk Tea, tubuh akan menerima energi dari gula sebesar 352 Kkal. Artinya tubuh telah kelebihan 152 Kkal dalam sehari. Itu pun dengan asumsi seseorang tersebut hanya menerima gula dari Boba Milk Tea, tidak dari minuman atau makanan manis lain.
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo pun angkat bicara soal kadar gula berlebih dalam minuman kekinian. Menurut Legislator PDI Perjuangan ini, sudah semestinya ada kontrol serta pengawasan yang ketat terhadap makanan dan minuman siap saji yang mengandung gula.
ADVERTISEMENT
Awas! Bahaya Konsumsi Gula Berlebih. Foto: kumparan
“Ingat loh, Indonesia saat ini juara dunia nomor lima jumlah penderita diabetes. Kondisi ini harus dijadikan warning untuk menyelamatkan anak bangsa ini dari berbagai penyakit yang muncul akibat kebanyakan mengkonsumsi gula serta makanan dengan kadar gula tinggi,” kata Rahmad Handoyo dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Selasa (27/9).
Merujuk pada Permenkes Nomor 63 Tahun 2015, makanan olahan maupun siap saji harus mencantumkan informasi kandungan gula, garam, dan lemak serta pesan kesehatan. Hal ini merupakan salah satu strategi dalam mengendalikan konsumsi berlebihan Gula, Garam, Lemak (GGL) pada manusia.
Namun yang menjadi masalah, minuman-minuman franchise yang sangat manis ini masih banyak yang tak disertai dengan informasi kandungan GGL tersebut. Ini tentu dapat membahayakan konsumen lantaran tak ada takaran gula yang jelas saat mengonsumsi produk minuman franchise tersebut.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian pada Januari 2017 di Food Science & Nutrition, minuman kekinian berukuran 473 mililiter mengandung sekitar 38 gram gula. Padahal gula yang dibutuhkan oleh manusia hanya sekitar 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan per hari.
Dalam riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018, Kemenkes menyebut bahwa sebanyak 30,22 persen masyarakat di Indonesia rutin mengkonsumsi minuman manis sebanyak 1-6 kali per minggu. Riset ini adalah yang paling anyar yang dilakukan Kemenkes. Belum ada publikasi riset lagi di tahun 2022.
Ilustrasi Obesitas. Foto: Shutterstock
Saat satu orang mengkonsumsi gula secara berlebih, efek buruk pun jelas akan mengintai tubuh dan berdampak langsung pada kondisi kesehatannya. Beberapa penyakit yang mengancam yaitu risiko diabetes tinggi, mempercepat pikun, penuaan dini, hingga obesitas.
ADVERTISEMENT
“Masyarakat harus diedukasi bahwa mengkonsumsi gula berlebih itu berbahaya bagi kesehatan. Masyarakat harus diingatkan, misalnya, anak-anak yang sudah mulai terkena diabetes, saat menuju dewasa, mereka sangat rentan dan beresiko bakal menanggung penyakit lainnya yang ditimbulkan penyakit gula berkepanjangan,” sambung Handoyo.
Lantas, apakah kamu akan lebih waspada dalam mengkonsumsi minuman manis dari kedai franchise?