Baiq Nuril: Saya Bangga Punya Presiden Seperti Jokowi

2 Agustus 2019 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyerahkan salinan keppres amnesti pada Baiq Nuril. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyerahkan salinan keppres amnesti pada Baiq Nuril. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan terpidana kasus pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) Baiq Nuril tampak menahan tangis sembari keluar dari ruang pertemuannya dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jumat (2/8).
ADVERTISEMENT
Tangis itu merupakan wujud haru sekaligus syukur karena baru saja menerima salinan Keputusan Presiden Nomor 24 tahun 2019 terkait amnesti atas kasus yang menimpanya. Salinan itu diberikan Menkumham Yasonna Laoly kepada Nuril, di depan Presiden Jokowi langsung.
Kepada awak media, Nuril bercerita bahwa jika bisa, dia akan membingkai salinan Keppres itu dengan emas sebagai bentuk syukurnya.
"Surat, surat ini kalau bisa saya mau bingkai dengan bingkai emas, saya mau pajang. Ini adalah surat paling berharga dalam hidup saya," kata Nuril sambil menahan tangis.
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menyerahkan salinan keppres amnesti pada Baiq Nuril. Foto: Fahrian Saleh/kumparan
Nuril mengaku bangga karena punya presiden seperti Jokowi. Karena pada akhirnya, Jokowi memberikan amnesti setelah berbagai rangkaian proses yang dilaluinya.
"Saya cuma bisa bilang terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden yang dengan senang hati beliau mau menerima saya di Istana Bogor ini, dan saya sangat bangga punya presiden seperti Bapak Jokowi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia lantas berpesan khususnya bagi perempuan lain, agar jangan pernah takut untuk melawan segala bentuk penindasan. Nuril berharap agar tak ada lagi yang mendapatkan kasus serupa.
"Kalau dari saya pribadi jangan takut, jangan pernah memberikan ruang untuk, dalam tanda kutip ya, para laki-laki. Mungkin semua yang ada di sini mudah mudahan tidak ada yang seperti itu," jelasnya.
"Dan kalau bisa seandainya ada ruang tempat korban seperti saya untuk melapor, mungkin untuk diberikan semacam pendampingan, mungkin seharusnya ada ya di setiap daerah," lanjutnya.
Untuk ke depan, dia akan memulai kehidupan baru dengan pekerjaan baru pula. Tentunya harapan agar mendapatkan pekerjaan baru juga menjadi keinginannya usai kasus yang menimpanya.
ADVERTISEMENT
"Tapi mudah-mudahan ya dari pemerintah daerah, kemarin ada yang menawarkan untuk kerja. Kalau di sekolah yang sama, saya menolak ya," pungkasnya.