Bak Api dalam Sekam Bila Polri dan Kejagung Tak Klarifikasi Isu Densus-Jampidsus

28 Mei 2024 17:35 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
JAMPidsus Kejagung Febrie Adriansyah. Foto: Kejagung
zoom-in-whitePerbesar
JAMPidsus Kejagung Febrie Adriansyah. Foto: Kejagung
ADVERTISEMENT
Bola liar terus bergulir usai isu oknum Densus 88 menguntit Jampidsus, Febrie Adriansyah beredar di media sosial.
ADVERTISEMENT
Bahkan sampai saat ini, baik dari Polri hingga Kejaksaan Agung masih belum memberikan pernyataan apa pun atas isu tersebut.
Meski demikian di tengah terpaan isu itu, kedua pimpinan lembaga itu justru sempat melakukan aksi simbolis yang menunjukkan bahwa hubungan keduanya baik-baik saja. Bahkan, kata Menkopolhukam Hadi Tjahjanto, suasana keduanya 'adem'.
"Adem, adem. Dingin. Media harus membantu untuk mendinginkan suasana, adem. Saya juga [adem] sama Pak Kapolri dan Pak Jaksa Agung," jelas Hadi saat dijumpai di Kantor Kemenkopolhukam, Jakpus, Senin (27/5).
Kendati demikian, Pengamat Kepolisian dari ISESS, Bambang Rukminto, melihat bahwa aksi simbolis yang dilakukan Jaksa Agung ST Burhanuddin dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, kedua lembaga itu tetap harus memberikan penjelasan atas isu yang telah liar beredar di masyarakat.
"Harusnya dijelaskan. Salam-salaman memang perlu dalam budaya kita sebagai simbol, tetapi belum tentu menuntaskan substansi masalah. Apalagi fakta-fakta terkait peristiwa tersebut sudah menjadi konsumsi masyarakat," sebut Bambang Selasa (28/5).
Bambang menilai, bila tidak dijelaskan, kesimpangsiuran di masyarakat saat ini dapat menjadi api dalam sekam yang dapat sewaktu-waktu bisa menyala kembali.
"Publik tentu perlu penjelasan sebenarnya ada apa di balik peristiwa tersebut. Bila tidak ada penjelasan dan klarifikasi, bisa jadi hanya akan menyimpan bara dalam sekam, yang suatu saat bisa jadi akan terbakar atau terulang kembali," tambahnya.
Aksi simbolis itu terjadi usai keduanya terlihat bertemu di istana. Listyo dan Burhanuddin tampak akur dalam acara SPBE Summit dan Peluncuran GovTech Indonesia, Senin (27/5).
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan di lokasi, ST Burhanuddin terlebih dulu hadir di Istana. Ia menyapa sejumlah menteri sebelum akhirnya duduk di kursi yang telah disiapkan.
Tidak lama, Kapolri Listyo Sigit hadir di Istana. Setelah menyapa sejumlah menteri, ia langsung menghampiri ST Burhanuddin dan berangkulan.
Keduanya terlihat berbincang sejenak dan saling melemparkan senyum. Kemudian, mereka kembali ke tempat duduk masing-masing karena acara akan segera dimulai.
Sementara setelah mengikuti acara Menkopolhukam Hadi berjalan ke luar ruangan Istana bersama Jaksa Agung ST Burhanuddin dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Bahkan, Hadi turut merangkul ST Burhanuddin dan Listyo Sigit saat berjalan ke luar dari Istana Negara menuju mobil buggy yang sudah disiapkan. Meski tidak secara tegas menanggapi soal isu Densus 88 yang menguntit Jampidsus, Hadi mengatakan pimpinan dua instansi itu sudah saling berangkulan.
ADVERTISEMENT
"Ingat, ya, sudah gandengan, loh," kata Hadi singkat, Senin (27/5).
Sementara Listyo Sigit enggan menanggapi soal anak buahnya yang menguntit Jampidsus.
"Tanya sama yang beredar," kata Listyo Sigit.
Sebelumnya ramai di media sosial yang menyebutkan bahwa Febrie Adriansyah dikuntit dua anggota Densus 88. Peristiwa itu disebut terjadi saat Febrie sedang menikmati waktu di sebuah restoran di Cipete, Jakarta Selatan.
Belum ada penjelasan lebih jauh mengenai peristiwa tersebut. Baik dari Kejagung maupun dari kepolisian. Juga belum diketahui motif menguntit Febrie Adriansyah.
Namun Febrie dan tim Pidsus Kejagung tengah mengusut dugaan mega korupsi, yakni tambang Timah. Korupsi yang diduga menimbulkan kerugian keuangan dan perekonomian negara mencapai Rp 271 triliun.